Beranda Daerah Jembatan Gantung di Desa Bantar Karet Mengkhawatirkan

Jembatan Gantung di Desa Bantar Karet Mengkhawatirkan

NANGGUNG – Beberapa bangunan Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung yang berada di kawasan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor yang kini kondisinya sudah lapuk dan rusak akibat termakan usia.

Kasie Ekbang Desa Bantarkaret Muhamad Yusuf memaparkan, membenarkan dibeberapa titik bangunan jembatan gantung di Bantarkaret yang kondisinya sudah mengkhwatirkan.”

Dari empat Jembatan gantung yang sudah mengalami kerusakan tiga diantaranya jembatan Tugu, Bitung dan jembatan Muara Budin.” Ketiga jembatan diatas bentangan kali Cikaniki yang menghubungkan antara Desa Bantarkaret dengan Desa Cisarua keadaanya sudah berkarat dan kayu kayunya sudah rapuh ” kata M.Yusuf

Menurutnya, besi sebagai penyangga untuk kekuatan pada hamparan jembatan tersebut terlihat sudah banyak yang lepas.” Hal ini kurangnya kepekaan pihak perusahaan PT Antam, hingga kini belum dilakukan pembangunan.” ucap

Sedangkan untuk Jembatan gantung yang terletak di Kampung Jatake merupakan jalur alternatif warga didua desa, yakni warga Desa Bantarkaret dengan Desa Curugbitung porak poranda akibat tergerus luapan kali Cikaniki terjadi pada januari lalu.” Tadinya warga mau swadaya, Namun terbentur biaya, dari pemerintah juga belum ada kejelasan kapan jembatan Jatake bisa dibangun.” sebut anggota BPD Desa Bantarkaret  Yudi Mulyono.

Baca Juga :  Mengejutkan! Kevin Sanjaya Sukamuljo Pamit dari Pelatnas PBSI dan Gantung Raket

Jembatan Jatake sepanjang 65 meter lebar 1 meter yang tergerus air sangat dibutuhkan warga kedua kampung.” Waktu itu dari provinsi melakukan survey,  namun hingga kini tidak ada kabar beritanya lagi.” keluh Yudi.

Sementara, warga Jatake RT 02 RW 04, Desa Bantarkaret Dadang Sopandi (45) mengatakan, Jembatan gantung Jatake penghubung ke kampung babakan, Desa Curugbitung diterjang banjir dan longsor, mengakibatkan jembatan akses yang sangat vital itu terputus.

kondisi jembatan ini sudah tidak layak, tapi masih bisa digunakan. Ini akses yang sangat Urgent, yang merupakan akses penting bagi masyarakat. Terutama untuk para petani yang kebanyakan ladangnya di sebrang kali,” ujarnya.

Kendati begitu, kata Dadang, untuk mempersingkat merupakan jalur alternatif kedua kampung, terpaksa warga sekitar ada saja yang melintas ke kampung tetangga dengan cara menyebrang,” ucap Dadang.

Baca Juga :  Gedung Pemuda Kini Terang Benderang: Upaya Kolaboratif DPD KNPI Bogor, Dishub, dan PLN

Dadang menerangkan, sejak ia berusia anak anak jembatan tersebut memang sudah ada dan pertama dibangun sekira tahun 1992.”  Kalau dulu jembatan itu biasa digunakan untuk anak anak sekolah, sekarang mah sangat banyak digunakan warga petani,” terang Dadang.

Karena sangat urgent, Dadang berharap jembatan tersebut harus dibangun entah itu dari Pemerintah maupun dari perusahaan PT. Antam.” Tolong bantuannya dari CSR PT Antam dan untuk ditinjau  serta dilihat kelokasi tersebut.” pintanya.

Hal serupa dikatakan warga sekitar, Hj Dedeh, jembatan gantung Tugu awal dibangun sekira tahun 80an oleh pihak PT Antam, Namun kondisi sekarang sangat mengkhawatirkan.” Waktu itu untuk perbaikannya warga mengajukan ke perusahaan PT. Antam dan dibantu berupa material sedangkan pengerjaannya masyarakat itu sendiri.”ringkasnya.

Humas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor, Agus Setiyono ketika di konfirmasi  belum bisa memberikan keterangan hingga berita ini ditayangkan.

(Agus komeng)

Artikulli paraprakBPK Audit BLT Covid di 13 Desa
Artikulli tjetërDiduga Panitia Pembangunan RKB SMAN 1 Leuwisadeng Main Mata