Beranda Daerah Kondisi Tenda Pasien Darurat RSUD Sumedang Pasca Gempa Bumi

Kondisi Tenda Pasien Darurat RSUD Sumedang Pasca Gempa Bumi

Publikbicara.com – Cuaca terik terasa menyengat di tenda-tenda darurat pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang di Jalan Palasari Sumedang, Senin (1/1/2024). Raut muka pasien dan keluarganya terlihat kelelahan akibat kondisi cuaca yang panas serta perasaan khawatir gempa bumi susulan terjadi.

Seratus lebih pasien terpaksa dievakuasi ke tenda darurat yang berada di Jalan Palasari pascagempa bumi yang terjadi, Ahad (31/12/2023) malam. Mereka saat ini masih bertahan menunggu kabar terbaru dari pihak rumah sakit.

Sebanyak 10 tenda darurat berdiri di Jalan Palasari, tepatnya di depan RSUD Sumedang dan dua tenda berada di halaman rumah sakit. Beberapa tenda berisi sejumlah pasien orangtua dan dewasa.

Pasien anak ditempatkan di satu tenda darurat dan diberikan fasilitas kipas angin agar tidak kepanasan. Mayoritas pasien dan keluarga memakai hihid untuk mengurangi cuaca panas dan mendapatkan angin segar.

Baca Juga :  Forkopimda Kabupaten Bogor Gelar Upacara Hardiknas di Kecamatan Sukajaya, Ada Apa?

Beberapa pasien di tenda darurat mengerang kepanasan. Mereka berharap dapat segera kembali ke gedung rumah sakit atau rawat jalan di rumah masing-masing.

Wati salah seorang orang tua pasien dari Muhamad Ziyan mengatakan guncangan dari gempa bumi yang terasa besar terjadi saat Ahad (31/12/2023) malam. Ia saat itu tengah menemani anaknya yang dirawat karena sakit demam berdarah di lantai 2 rumah sakit Sumedang.

“Yang gede (gempa) itu ketiga, saya di lantai dua makanya kami dievakuasi semua, semua pasien tanpa terkecuali,” ucap dia ditemui di tenda darurat, Senin (1/1/2024).

Seluruh pasien, ia mengatakan dievakuasi ke titik kumpul. Setelah bantuan datang, Wati mengatakan petugas membuat tenda dan seluruh pasien perlahan masuk ke dalam tenda.

Baca Juga :  Jarang Diketahui Orang! Ini Daftar 21 Penyakit yang Tidak Daftar Dikaper BPJS Kesehatan

Ia mengaku belum dapat memastikan kapan dapat dipindahkan kembali ke gedung. Namun, Wati mendapati informasi bahwa petugas masih melakukan asesmen.

Selama berada di tenda darurat, ia mengaku kepanasan termasuk anaknya yang berada di tenda. Wati mengaku sempat mengajukan permintaan pulang. Namun, pihak rumah sakit belum mengizinkan karena trombosit anaknya yang masih rendah.

“Harapannya bisa rawat jalan karena ngeri juga kalau balik lagi ke sana (gedung),” kata dia.

Berdasarkan data Sistem Tanggap Bencana dan Musibah (Sitabah) BPBD Kabupaten Sumedang melaporkan bahwa terdapat 203 rumah yang mengalami kerusakan. Sedangkan korban luka ringan tiga orang.

 

 

 

Editor : Camel

Artikulli paraprakCurah Hujan Tinggi, Dua Desa Di Kecamatan Tajurhalang Bogor Diterjang Banjir
Artikulli tjetërJaga Kebersamaan, Relawan Ruhiyat Sujana Ngaliwet sekaligus Doa Bersama di 500 Titik