JAKARTA, PUBLIKBICARA.COM ‐‐
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tidak akan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi atau PDB di atas 5 persen pada 2023 mendatang.
Pasalnya, ekonomi global bergejolak dan ketidakpastian meningkat. Pun demikian, pemerintah harus optimis dengan menargetkan PDB 5,3 persen dan defisit anggaran 2,84 persen sembari mewaspadai tantangan.
“Pada 2023, kita lihat tantangan untuk bisa tetap pertahankan ekonomi (tumbuh ) di atas 5 persen. Kita lihat masih ada geopolitik yang menimbulkan dampak, perang yang nggak tahu kapan selesai. Itu semua mengubah dan penuh dinamika,” ungkapnya pada CEO Forum di Istana Negara, Jumat (2/12).
Perekonomian Indonesia yang tahun ini mampu tumbuh di atas 5 persen sejak awal tahun akan memiliki kondisi berbeda dengan tahun depan. Pad tahun ini, ekspor dan investasi masih dapat terjaga dengan baik, namun tahun depan diprediksi melambat.
Ekspor melambat karena perekonomian dunia yang juga lebih lemah dari tahun ini. Misalnya, perekonomian mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China akan melambat pada 2023.
Perlambatan ekonomi ini tidak terlepas dari inflasi dan suku bunga yang tinggi di AS dan Eropa. Di sisi lain, China mengalami perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan zero covid-19.
Kondisi-kondisi tersebut juga akan mempengaruhi kinerja investasi Indonesia. Saat perekonomian tumbuh di atas 5 persen, investasi dan ekspor menjadi andalan, sehingga saat kedua sektor ini melemah, ekonomi akan mengikuti.
Karenanya, ia menekankan semua pihak, termasuk pelaku ekonomi dalam hal ini pengusaha harus terlibat menjaga perekonomian. Sebab, risiko besar ada di depan mata.
“Ada risiko yang sangat dinamis dan kita lihat akan terus kita kelola bersama, pelaku ekonomi, Anda semuanya, karena ini yang akan menentukan confident investment (kepercayaan investasi), kemampuan ekspor dan kita sama-sama jaga daya beli masyarakat kita,” jelasnya.
Sumber : CNN Indonesia
