Beranda Daerah Kerupuk Asal Cihud Bertahan Dimasa Pandemi Covid-19

Kerupuk Asal Cihud Bertahan Dimasa Pandemi Covid-19

CIAMPEA – Usaha pembuatan makanan tradisional kerupuk asoy milik Rizki Hariansyah (35) warga kampung Sinagar RT 02 RW 06, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea tetap eksis meski makanan tradisional itu sudah jarang terdengar dan banyak produk jajanan kekinian.

Dibantu dua orang karyawan, Kerupuk Asoy buatan tangannya tembus hingga ke Provinsi Banten dan Tangerang.

Rizki mengaku menggeluti usaha pembuatan kerupuk Asoy merupakan warisan keluarga. Pembuatan kerupuk Asoy dengan diameter sekitar 20 cm dibantu oleh kedua orang karyawan. Satu khusus bagian menjemur kerupuk dan satu lagi mencetak kerupuk.

“Sehari saya bisa membuat 50 Bal kerupuk Asoy. Satu Bal-nya berisi 150 biji kerupuk dijual dengan harga Rp 58 ribu,” ujar Bapak dua anak.

Baca Juga :  Mengubah Kesalahan Menjadi Kesempatan: Prabowo Subianto Minta Maaf dan Mengajak Kolaborasi untuk Masa Depan Indonesia

Rizki menuturkan Kerupuk Asoy terbuat dari bahan Tepung Sagu, Tepung Terigu dan bumbu penyedap. Setelah adonan kerupuk dibuat, baru dicetak mengunakan alat tradisional berukuran 20 Cm. Setelah itu, baru di jemur mengunakan anyaman Bambu hingga kering. Kerupuk Asoy yang sudah kering dikemas dalam bungkus plastik .

“Yang membedakan Kerupuk Asoy buatannya dari rasa . Kerupuk Asoy dijual ke Provinsi Banten dan Tangerang, “ujarnya.

Pandemi Covid 19, sangat berdampak ke penjualan kerupuk Asoy. Order kerupuk Asoy ditengah pademi Covid berkurang hingga 50 persen. Walaupun order berkurang, dirinya bersama kedua karyawan tetap mempertahankan produksi kerupuk Asoy.

Selain pademi Covid 19,sambung Rizki. Cuaca juga sangat berpengaruh. Ketika musim hujan, kerupuk tidak bisa dijemur dan harus di oven agar cepat kering.

Baca Juga :  SAHAJA Bergegas Menyatukan Dukungan untuk Jaro Ade sebagai Bupati Bogor 2024 : Ini Kata Ketua AMS Kabupaten Bogor

“Selain Covid 19, cuaca sangat berpengaruh ke produksi Kerupuk Asoy. Kita berharap pemerintah peka akan kondisi nasib para UMKM dan bisa lebih memberikan perhatian khusus agar tidak gulung tikar, ” pintanya.

Sementara itu, Kepala Desa Cihideung Udik, H. Deny mengaku di wilayah banyak para pelaku UMKM. Dari Kerupuk Asoy, Rangginan, Seduhan Jahe Merah, total kurang lebih ada 20 UMKM.

Sebagai ada yang sudah mendapatkan bantuan UMKM dari pemerintah pusat, salah satunya usahan kerupuk Asoy.

“Target kita ke depan selain pengembangan desa wisata, pemulihan ekonomi yakni dengan menggeliat lagi para pelaku UMKM agar tidak gulung tikar,” tukasnya.

(Fahri)

Artikulli paraprakPolres Bogor Ciduk Satu Pelaku Penipuan Program Fiktif
Artikulli tjetërHarga Mentimun Naik, Petani Untung