Beranda News Gunung Merapi Masih Mengeluarkan Lava Pijar dan Berstatus Siaga

Gunung Merapi Masih Mengeluarkan Lava Pijar dan Berstatus Siaga

Publikbicara.com – Gunung Merapi masih menunjukan aktivitasnya. Gunung tersebut saat ini masih mengeluarkan guguran lava pijar yang menimbulkan hujan abu vulkanik.

Menghadapi keadaan tersebut, BPBD Klaten kembali memetakan kesiapsiagaan terhadap aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

Menyadur dari Solopos.com, Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, menjelaskan status Gunung Merapi hingga kini masih berada pada level Siaga yang ditetapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sejak 5 November 2020.

Hingga kini, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Guguran awan panas dan lava pijar masih terus terjadi.Secara rutin aktivitas Merapi terus diamati. Di Merapi ada lembaga yang khusus mengamati dalam hal ini BPPTKG. Sampai tadi malam, aktivitas masih relatif aman [dari permukiman penduduk],” kata Winoto saat ditemui di BPBD Klaten, Senin (13/12/2021).Meski dinilai masih aman dari permukiman penduduk, Winoto mengatakan antisipasi terus dilakukan. Belum lama ini ada pengecekan ulang kondisi lokasi-lokasi yang disiapkan sebagai tempat evakuasi sementara (TES) serta tempat evakuasi akhir (TEA).

Secara umum, kondisi TES dan TEA layak untuk dijadikan sebagai tempat evakuasi dilengkapi dengan bilik pemisah tempat tidur untuk mencegah persebaran Covid-19. Winoto juga mengatakan tim yang sebelumnya sudah disiapkan untuk antisipasi jika terjadi gelombang evakuasi dari lereng Merapi dicek ulang.

Baca Juga :  Wanhay Ungkap Strategi Partai Golkar Kabupaten Bogor: Konsolidasi dan Koalisi Menuju Pilkada 2024

“Kami koordinasikan dengan me-refresh kembali tim yang sudah dibentuk. Termasuk manajemen barak pengungsian yang sudah disiapkan,” kata dia.

Soal jalur evakuasi, Winoto menjelaskan bakal dipetakan ulang. Sebelumnya, jalur evakuasi yang bakal digunakan untuk evakuasi mandiri warga sudah disiapkan. Winoto mengakui kondisi sejumlah jalur evakuasi di lereng Merapi mengalami kerusakan parah terutama di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang.“Termasuk salah satunya menyikapi kondisi itu [jalur evakuasi rusak parah]. Kami koordinasi dengan desa dan kecamatan serta dukungan dari kelompok sukarelawan, berbagi tugas sesuai kompetensi masing-masing,” jelas dia.

Terkait kondisi warga yang tinggal di daerah rawan bahaya erupsi, Winoto menjelaskan masih beraktivitas seperti biasa. Dia menjelaskan erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur relatif tak memengaruhi kondisi psikologis warga yang tinggal di daerah rawan bahaya erupsi Merapi.

Baca Juga :  Prabowo Subianto Serukan Persatuan Elit Politik Demi Kemajuan Rakyat Pasca-Pilpres 2024

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan TEA di tiga lokasi yakni di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Desa Menden, Kecamatan Kebonarum, dan Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko layak untuk disiapkan untuk antisipasi ketika ada gelombang evakuasi.

Sebelumnya, warga di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang meminta agar jalur evakuasi utama di desa mereka segera diperbaiki. Warga meminta agar perbaikan dilakukan menyeluruh sepanjang 6 km bukan 1,5 km sesuai yang direncanakan dibangun pada 2022 mendatang.

Desakan itu disampaikan warga menyusul kondisi ruas jalur evakuasi di wilayah Sidorejo rusak parah dan selama bertahun-tahun tak kunjung diperbaiki. Jalur evakuasi itu menjadi akses utama untuk kegiatan ekonomi serta menjadi akses utama ketika sewaktu-waktu warga melakukan evakuasi dari ancaman erupsi Merapi.

Sementara itu, Pemkab Klaten berencana melakukan perbaikan dengan betonisasi jalan. Anggaran yang disiapkan senilai Rp5 miliar dari APBD 2022. Anggaran tersebut baru cukup untuk betonisasi jalan sekitar 1,5 km dan diprioritaskan pada ruas jalan di depan Pesanggrahan yang rusak parah.

Sumber : Suara.com

Artikulli paraprakRelawan TRC Pandawa ICT Bertolak ke Semeru Bantu Evakuasi Pasca Erupsi
Artikulli tjetërBogor Barat Macet, Pemkab Bisa Apa?