Beranda Daerah Dugaan Jual Beli Lahan Sejarah di Leuwisadeng, Ruhiyat Sujana: Disparbud Kecolongan

Dugaan Jual Beli Lahan Sejarah di Leuwisadeng, Ruhiyat Sujana: Disparbud Kecolongan

LEUWISADENG – Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Ruhiyat Sujana menyayangkan adanya lahan Cagar Budaya peninggalan Belanda yang diduga dijual oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ke pihak sekolah MTSN 2 Leuwisadeng, di Kampung Pilar, Desa Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

“Saya sangat menyayangkan ada penjualan terkait aset tersebut, saat saya konfirmasi sebenarnya itu kan sudah masuk kepada data base situs dari Disparbud berarti kan ini kecolongan,” tegas Ruhiyat Sujana saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (2/7/2021).

Ruhiyat menambahkan, seharusnya ketika itu sudah menjadi aset kemudian dijaga dan dirawat, atas kejadian itu kata dia berarti bentuk perawatan dan penjagaannya memang mungkin tidak dilakukan sehingga ini terjadi jual beli.

Dan juga Ruhiyat mengatakan, seharusnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) bersama-sama dengan instansi terkait yang pertama dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor berkomunikasi bersama menjadi fasilitator.

Baca Juga :  Dukungan Penuh Partai Golkar untuk Jaro Ade dalam Pilkada Bogor : Ini Kata Fahd A Rafiq

“Agar persoalan jula beli lahan aset cagar budaya itu bisa segera diselesaikan, kan tidak hanya cukup dari Aset (BPKAD) saja yang turun harusnya Disparbud juga turun dan Disdik juga turun bareng-bareng selesaikan,” katanya.

Lebih lanjut Kata Ruhiyat, selama ini Disparbud berbicara program yang di dengungkan oleh Bupati Bogor terkait Sport and tourism. Tentu dengan adanya kejadian itu tidak ditangkap secara optimal oleh Disparbud bagaimana hari ini terkait wisata lalu kolaborasi dengan seni dan budaya dan lain sebagainya belum maksimal.

Baca Juga :  SAHAJA Bergegas Menyatukan Dukungan untuk Jaro Ade sebagai Bupati Bogor 2024 : Ini Kata Ketua AMS Kabupaten Bogor

“Sehingga tidak ada kreatifitas membuat program, terlihatnya dari membuat programnya yang tidak terlihat,” ucapnya.

Ruhiyat menegaskan, atas kejadian itu pertama yang dipertanyakan adalah soal Data Base kemudian bukan hanya soal di data saja, tetapi harus dijaga dan dirawat sehingga nantinya bermuara kepada program.

“Kalau kami sebagai Komisi IV ketika berbicara budaya dan pendidikan yang menjadi leading kami juga akan mendorong apalagi misalnya Sport and Tourism antara Wisata,” tegasnya.

Dengan kolaborasi dinas pariwisata menggabungkan antara kesenian budaya dan pariwisata dia menyakini arah peningkatan ekonomi akan terbangun.

“Bagaimana kita mau berbicara ekonominya, perilindungan terhadap kesenian, budaya dan pariwisatanya saja masih dipertanyakan,” pungkasnya.

(Cep Rendra/Fahri)

Artikulli paraprakDugaan Jual Beli Lahan Situs di Leuwisadeng Jadi Perhatian Pemkab
Artikulli tjetërHindari Penumpukan Kendaraan di TPAS Galuga, Truk Sampah Ditertibkan