RUMPIN – Kepala UPT Jalan dan Jembatan wilayah V kelas A Eko Sulistio tinjau lokasi jalan penghubung dua kecamatan tepatnya di Kampung Cilambur, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor pada, Jumat (28/05/2021).
“Alhamdulillah kita disuport oleh Dinas PUPR Kabupaten Bogor untuk segera melaksanakan kegiatan perbaikan ini, hanya saja untuk sementara kita putus karena kita akan memasang Box Culvert (Gorong-gorong beton bertulang-red) sebagai fasilitas untuk melancarkan aliran air,” ungkap Eko Sulistio.
Di lokasi tersebut kata Eko Sulistio, pemasangan Box culvert dan pemasangan boronjong itu perlu dilakukan, pasalnya, di lokasi itu wilayah tampungan curah hujan sangat luas sehingga, air tertumpu pada satu titik.
“Kemudian kita juga memasang boronjong dan Box Culvert dan paling lama pengerjaannya itu sekitar satu minggu,” ucapnya.
Eko Sulistio menyampaikan, selama pengerjaan itu dilakukan tidak ada kendala, bahkan warga sekitar sangat mendukung dari kegiatan tersebut.
“Jalan ini memang sering dilalui oleh motor maupun mobil, karena di wilayah sini banyak sentra perkebunan dan pertanian yang menggunakan akses jalan ini untuk membawa hasil kebun mereka,” ujarnya.
Eko berharap, bahwa jalan tersebut dapat kembali dipergunakan oleh masyarakat, dengan pengerjaan yang dilakukan pihaknya saat ini sebagai antisipasi tanggap darurat bencana alam agar jalan tersebut tidak terputus.
“Kedepan kita berharap jalan ini mulus dan bisa dilalui, bahkan kita juga sudah mengusulkan di program tahun 2021 ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Sempat diterjang bencana longsor akibat hujan deras pada 11-Mei-2021 lalu, jalan penghubung dua kecamatan antara Kecamatan Rumpin dan Leuwisadeng nyaris putus dan menghambat aktifitas warga rencananya pada 2021 ini akan segera dibangun.
Sekertaris Desa Leuwibatu Ahmad Guntur menyampaikan, atas kejadian tersebut selain menyebabkan ruas jalan raya Jambu-Gobang juga berdampak terhadap sektor pertanian.
“Akibat longsor yang terjadi hampir satu bulan yang lalu tersebut berdampak terhadap pengairan pesawahan milik warga kelompok tani Jaya subur, luas lahan pertanian yang terdampak tersebut kurang lebih seratus hektare,” ungkap Ahmad Guntur kepada wartawan pada, Jumat (28/05/2021).
(Fahri)
