CIAMPEA – Aliran sungai Cisadane di Kampung Poncol, Rt 05/03, Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea terkenal angker.
Anak yang hanyut terbawa ke dalam pusaran Leuwi Nangka sungai Cisadane, bukan hanya Mitahul Huda (18) warga Perumahan Graha Tama Indah 5 , Kampung Poncol, Rt 05/03, Desa Ciampea.
Tetapi sungai Cisadane yang mengalir sampai ke pintu seribu Tangerang sudah sering memakan korban jiwa.
Kepala Desa Ciampea, Suparman mengaku disebabkan, kondisi Leuwi Nangka yang dalam menyebabkan evakuasi penyelamatan korban hanyut mengalami kesulitan.
“Kita lakukan pencarian menggunakan jaring dan penyelaman oleh warga dan tim evakuasi. Namun, korban hanyut belum juga diketemukan, ” ujar Maman sapaan akrabnya.
Maman mengungkapkan awalnya korban bersama teman-teman menggelar rapat persiapan HUT RI. Usai menggelar rapat, lantas mandi bareng di sungai Cisadane. Karena belum mengetahui karakter sungai Cisadane, menyebabkan korban terbawa ke dalam pusaran Leuwi Lembu.
Korban hanyut di Leuwi Nangka bukan yang pertama kali, pernah ada anak sekolah yang hendak tawuran dan lari ke sungai hingga terbawa hanyut di sungai Cisadane.
“Di area Leuwi Nangka pusarannya dalam, sehingga sangat membahayakan. Kedepan kita bakal pasang tanda tidak boleh mandi di area Leuwi Lembu, ” katanya.
Sementara itu, Camat Ciampea, Chaerudin Felani mengatakan dari mulai BPBD, Damkar, Polsek Ciampea, Satpol PP Kecamatan Ciampea, anggota Linmas sudah semaksimal mungkin melakukan pencairan di area korban hanyut.
Dikarenakan kondisinya sudah malam, apalagi kondisi di hulu sungai sudah mulai hujan sehingga evakuasi menggunakan HT dan lampu sorot hingga pukul 20:00 WIB.
“Jika sampai pukul 20:00 WIB, evakuasi pencairan korban tidak diketemukan juga. Demi keselamatan bersama, evakuasi bakal dilanjutkan esok hari, “tukasnya.
(Fahri)
