Beranda Daerah Tragedi Obeng Maut: Kisah Pahit Penolakan Rujuk di Bogor

Tragedi Obeng Maut: Kisah Pahit Penolakan Rujuk di Bogor

Publikbicara.com – Dalam sebuah cerita yang mencekam dari Bogor, Jawa Barat, sebuah tragedi mengerikan melibatkan seorang suami yang terluka oleh penolakan rujuk dari istrinya. Tindakan nekat dari suami tersebut membawa kisah mengerikan yang tak terlupakan.

Nurul Azmi, seorang wanita berusia 36 tahun yang tinggal di Jalan Johar II, Cimanggu, Kedung Waringin, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, menemui ajalnya di tangan suaminya, Reza Mulyana, 38 tahun.

Saat jasadnya ditemukan, keadaan kamar telah menjadi sebuah adegan kejahatan yang mengerikan, meninggalkan Enung, ibu dari pelaku, dalam keadaan terkejut dan terguncang.

Baca Juga :  Jelang Musim Mudik Idul Fitri 2024 di Terminal Leuwiliang : Ini Kata Kepala Terminal Wahyu Hidayat

“Saya sedang duduk tenang, tapi kemudian terdengar keributan di kamar. Saya berusaha membuka pintu, tetapi tidak berhasil. Saya bahkan pergi untuk mencari bantuan, tetapi tidak mendapat jawaban,” cerita Enung dengan penuh kebingungan.

Dengan bantuan keluarganya, Enung akhirnya berhasil membuka pintu kamar, hanya untuk menemukan adegan mengerikan di dalamnya. Sang suami, dipenuhi oleh darah, sedang memegang obeng yang menjadi senjata pembunuh.

Setelah kejadian tragis tersebut, Reza Mulyana berhasil ditangkap oleh Polresta Bogor Kota. Banyak barang bukti yang diamankan, termasuk obeng yang digunakan dalam aksi keji tersebut.

Baca Juga :  Rusia Melabelkan Gerakan LGBT sebagai Organisasi Teroris: Pergeseran Kebijakan dan Dampaknya pada Komunitas LGBTQ

Menurut Kabag Ops Polresta Bogor Kota, Kompol Wahyu Maduransyah, motif di balik perbuatan keji itu adalah sakit hati akibat penolakan rujuk dari korban. Kemarahan Reza membuatnya melakukan tindakan mengerikan tersebut.

Tindakan keji itu membuat masyarakat terguncang, dan Reza Mulyana dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun. Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya penyelesaian konflik dengan cara yang damai dan menekankan bahaya dari kekerasan dalam rumah tangga.

Artikulli paraprakJelang Musim Mudik Idul Fitri 2024 di Terminal Leuwiliang : Ini Kata Kepala Terminal Wahyu Hidayat
Artikulli tjetërPersembahan Spektakuler Pemain Naturalisasi untuk Timnas Indonesia di Bawah Pelatih Shin Tae-yong