BOGOR, PUBLIKBICARA.COM – Rendi seorang anak berusia 12 tahun memilih menjadi badut keliling disekitar Terminal Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang mencari uang untuk mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari.
Rendi mengaku, masih duduk di bangku kelas VII di salah satu madrasah tsanawiyah di wilayah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Dirinya terpaksa menjadi badut keliling untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari.
Dalam sehari, ia mengaku mendapat penghasilan sebesar Rp 100 ribu, dan harus dipotong untuk sewa kostum dan speaker.
“Setoran Rp 30 ribu perhari, tadinya mau ngamen ondel-ondel tapi sudah penuh,” kata Rendi kepada wartawan pada, Rabu 26 Oktober 2022.
Uang yang dihasilkan, kata Rendi, ingin digunakan untuk membeli handphone untuk keperluan sekolahnya.
“Saya sedang mengumpulkan uang untuk beli hp buat sekolah karena kalau ada PR dari sekolah tidak dikasih lihat sama teman. Karena kan biasanya PR nya suka di HP,” katanya.
Kepedihannya tak sampai disitu, saat usianya masih berusia enam tahun, ia sudah ditinggalkan oleh ibunya meninggal dunia, sedangkan ayahnya, meninggalkannya menikah dengan wanita lain dan hidup bersama istri barunya.
Sedangkan dirinya, saat ini tinggal bersama neneknya yang dipanggilnya dengan sebutan Umi.
Rendi mengaku tak merasa malu harus menjadi badut ditengah rekan-rekan seusianya fokus belajar dan bermain.
“Capek sih nyari uang sendiri, pengen juga seperti anak anak lain, saya gak malu ketemu teman karena yang terpenting kan tidak nyolong dan nyari uang nya halal,” katanya.
Cita-citanya saat ini sangatlah sederhana, yakni ingin membahagiakan neneknya yang sudah merawatnya selama ini.
“Cita-cita nya hanya ingin membahagiakan nenek karena nenek saya orang yang baik dan saya sayang sama nenek,” ungkapnya. (Fex)