Beranda Daerah APDESI Nanggung Tolak Bantuan Antam Yang Tidak Transfaran

APDESI Nanggung Tolak Bantuan Antam Yang Tidak Transfaran

NANGGUNG – 11 Kepala Desa se-Kecamatan Nanggung tolak pemberian bantuan Perayaan Hari Besar Nasionsal untuk kegiatan HUT RI ke 75 Tahun 2020 dari perusahaan PT. Aneka Tambang Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor. Pasalnya, pemberian tersebut untuk bantuan PHBN Desa menilai pihak PT Antam tidak melakukan musyawarah terlebih dahulu sehingga bantuan yang diberikan tidak sesuai apa yang diharapkan.

Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia ( Apdesi) Kecamatan Nanggung, Jani Nurzaman sekaligus Kepala Desa Kalongliud menyatakan, berkaitan masalah bantuan dari PT. Antam dengan perwujudan untuk kegiatan hari besar Nasional HUT  RI yang ke-75, pihak PT Antam menggelontorkan anggaran sebesar 1 juta rupiah per-satu desa.

“Atas dasar kesepakatan rekan-rekan Kepala Desa,  bahwa uang tersebut kita kembalikan ke kas atau ke rekening PT. Antam karena tidak sesuai yang diharapkan,” kata ketua Apdesi Kecamatan Nanggung ,” Jani Nurjaman kepada wartawan, kemarin.

Selain tidak sesuai, kata Jani, alasan yang menjadi landasan  untuk mengembalikan uang itu, kegiatan HUT RI sudah kelewat karena dana tersebut di cairkan sekitar tanggal 20 agustus, jadi momen HUT RI nya sudah kelewat.

Menurut Jani, PT Antam rutin  biasanya semua pemerintah desa menerima bantuan sebesar 2 juta untuk kegiatan PHBN .”Tapi kenapa tahun ini cuman satu juta,” tanya Jani.

Penolakan ini serentak di 11 desa, pihaknya sepakat untuk mengembalikan lagi sebab pemberian  anggaran tersebut tanpa adanya konfirmasi ataupun musyawarah terlebih dahulu.” Tanpa adanya  konfirmasi sebelumnya nilainya berapa berapanya,” keluhnya.

Lebih lanjut Jani mengatakan, kalau alasanya di suasana Pandemi  saat ini kegiatan yang kami lakukan di desa kami tetap mengacu kepada surat edaran bupati yang mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan di momen HUT RI sifatnya lebih  ke edukasi, motivasi Bukan sifatnya yang  berkerumun atau mengumpulkan  masyarakat.” Ini  adalah sifatnya lebih memberikan edukasi  sosial lingkungan dimasyarakat” ujarnya

Baca Juga :  Kronologis Kecelakaan Bus Pelajar dari Depok: Terguling di Jalan Raya Kampung Palasari Ciater Subang

Adapun, tambah Jani,  berbicara transparan menurut kami PT Antam transparansinya belum maksimal.” Sebabnya transparansi anggaran tanggung jawab sosial lingkungan berapa persen untuk kegiatan setiap tahunnnya,”tambahnya.

Senada dikatakan, Kepala Desa Cisarua H Ipid Idris, dan mempertanyakan tentang  transparansi PT Antam, menurut H Ipid, kami orangnya yang  sering  menanyakan semuanya, bukan hanya yang berkaitan dengan pembangunan saja termasuk  bentuk trnasparansi pihak PT Antam.

Jadi kata Ipid, “kalau mau jujur,  ini kadang kan kita aja yang harus jujur kemudian mereka  semaunya dia,”pungkasnya

Adapun bantuan dari PT Antam, kemudian cara penyalurannya lambat, maka itu semunya harus trasparan untuk anggaran setiap tahunya.” kata Ipid lagi.

Seperti yang disampaikan, terlebih dahulu musyawarah baru di sepakati ini kan tidak seperti itu, termasuk kondisi memprihatinkan jembatan gantung wilayah PT Antam di  4 titik 3 diataranya menghubungkan Desa Bantarkaret dengan Desa Cisarua.” Sebetulnya kondisi jembatan itu kan sudah lama bahkab karyawan antam pun  mempergunakan jembatan itu sebetulnya,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Asisten Manager pengembangan masyarakat dan Humas PT. Antam Agus Setiono, mengemukakan, partisipasi PT Antam untuk kegiatan PHBN untuk masing masing desa  itu kan kembali lagi kepada mereka, sebenernya dukungan partisipasi rutin dalam setiap kondisi salah satunya HUT RI atau  hari besar lainnya   kita bisa berpartisipasi.” ya kita bantu dan tidak mesti besaran anggaran sama karena itu bukan bantuan mengikat,” tutur Agus melalui sambungan teleponnya.

Partisipasi itukan di sesuaikan,   kita lagi bisa membantu atau bisa berpartisipasi.”  Tidak ada musyawarahnya ngajuiin mah masing masing silahkna saja,” ujarnya.

Tidak ada musyawarah, urai Agus kecuali Musrenpong pasti ada musyawarah
karena itu membuatkan komitmen apasih yang mau direncanakan didesa ini itu, kita pagunya segini ya nanti apa yang dilakukan

Baca Juga :  Tragedi Kecelakaan Bus Pelajar di Subang: Berikut 11 Nama Korban Meninggal

silahkan disusun itu musyawarah namanya,” urainya.

Kalau yang sipatnya dukungan partisipasi, kata Agus,

Itu normatif sebab partisipasimah bisa tidak, bisa ia seperti itu,” tandasnya.

Kalau  disebut mupakat itu kecuali yang tadi saya sampaikan Musrenpong dan sebagainya.” Tergantung momentumnya juga seperti itu, tentu kita bisa berpartisipasi,”

Ketika ditanya transparansi tahun anggaran PT Antam, menurutnya, kalau transparansi sesuai alokasi mereka (Desa, red)  ya kita berikan, tapikan gak mungkin transparansi anggaran kita,  untuk kesehatansegini, untuk pendidikan sekian waah gak bisa, saya gak bisa kita punya rencana kerja anggaran yang sudah disusun bersama semua perusahaan unit antam kemudian nanti disahkan oleh Kementrian ESDM,” ungkapnya

Hak mereka,  mereka mengajukan permohonan kita support kemudian mereka  menolak tidak menerima itu hak mereka mangga mangga saja.” Sepanjang bisa berperan  membantu ya berpartisipasi terlepas itu maaf sesuai keinginan atau tidak engga mesti dilihat dari itunya kan

Pengembalikan uang para kepala desa baginya tidak ada masalah seandainya uang itu tidak diperlukan

Adapun program PT Antam disesuaikan dengan kondisi, seperti alokasi penanganan Covid  alokasi desa desa sesuai musrenpong kan masih berjalan dan itu sudah hasil musyawarah bersama pembangunan pongkor

Dengan dukungan covid prioriotas menunjujan pemerintah fokus penanganan terhadap covid, tetapi didalam hal kami dalam mengalokasikan  tidak mengkesampingkan dukungan lain, seperti dukungan musrenpong masih berjalan, pendidikan madih ada, kesehatan dan dukungan rumah RTLH masih ada,” tukasnya.

Kalau bantuan  covid yang  sudah dilaporkan ke Bupati 1,2 milyar ditambah yang kemaren kita bantu pisiar alat  uji sweb yang sama bupati ditempatkan di RSUD Leuwiliang 1,2 milyar berarti untuk dukungan covid baik di kabupaten maupun di kecamatan nanggung berarti sudah mencapai 2,4 milyar,” tutup Agus.

(Agus Komeng)

Artikulli paraprakBartomeu Disebut Seperti Badut, Jika Biarkan Messi Pergi
Artikulli tjetërKekeringan Landa Desa Rancabungur