Publikbicara.com – FIFA akan menggelar rapat darurat untuk membahas kemungkinan pengeluaran Timnas Israel dari dunia sepak bola, dengan keputusan dijadwalkan pada Juli 2024.
Insiden ini bermula dari permohonan Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) pada 11 Maret 2024 yang mendesak FIFA untuk membekukan Israel.
Proposal ini didukung oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan dibahas dalam Kongres ke-73 FIFA di Bangkok, Thailand, pada 17 Mei 2024.
Namun, Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan bahwa keputusan tidak bisa diambil segera.
Dalam wawancara dengan The Telegraph, Infantino mengatakan bahwa dewan FIFA akan memutuskan masalah ini dalam pertemuan darurat pada Juli.
“Sepak bola tidak boleh dan tidak akan pernah menjadi sandera politik. Sepak bola adalah vektor perdamaian, sumber harapan, dan kekuatan kebaikan yang menyatukan orang-orang daripada memecah belah,” ujar Infantino.
Dia menambahkan bahwa analisis hukum akan melibatkan masukan dari kedua belah pihak, Palestina dan Israel.
Hasil analisis ini akan dijadikan dasar rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada dewan FIFA.
Presiden PFA Jibril Rajoub dalam Kongres FIFA menekankan bahwa FIFA harus bertindak adil. Mengacu pada sanksi terhadap Rusia akibat serangannya ke Ukraina, Rajoub menegaskan bahwa Israel harus mendapat perlakuan yang sama.
“Apakah FIFA menganggap beberapa perang lebih penting dibandingkan perang lainnya dan beberapa korban lebih penting?” tanya Rajoub.
“Saya meminta Anda untuk berdiri di sisi kanan sejarah. Penderitaan jutaan orang, termasuk ribuan pesepak bola, harus diperhitungkan. Jika tidak sekarang, kapan lagi? Tuan Presiden, keputusan ada di tangan Anda.”
Di pihak lain, Presiden FA Israel Shino Moshe Zuares membela diri dengan menyebut banyak warga Israel yang juga menjadi korban akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Kami menghadapi upaya politik dan permusuhan yang sinis dari asosiasi Palestina untuk merugikan sepak bola Israel,” kata Zuares. “Tujuh bulan setelah hari mengerikan itu, ketika pertandingan sepak bola tidak bisa dimainkan di sebagian besar wilayah Israel, utara dan selatan, dan lebih dari 130 warga Israel masih ditahan di Gaza, adalah sebuah ketidakadilan. Bahkan dalam situasi seperti ini, kita harus berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar kita,” ucapnya.