Beranda Nasional Cerita Jurnalis TV Positif Covid-19 Bahwa Corona Nyata

Cerita Jurnalis TV Positif Covid-19 Bahwa Corona Nyata

Jakarta — Jurnalis TV di Jakarta, Hana Puspita, berbagi cerita pengalamannya sebagai pasien positif Corona (Covid-19) bersama 20 anggota keluarganya. Hana bercerita via akun Instagram.

Hana Puspita membagikan cerita itu di akun Instagram pribadinya, Rabu (19/8/2020).

Hana membagikan pengalaman ini dengan maksud meyakinkan orang lain bahwa Corona itu nyata.

“Tulisanku dibuat semata utk mengingatkan teman2 bahwa bahaya virus corona itu nyata. Tetap jaga kesehatan dan ikhtiar kpd Allah SWT,” ungkap Hana dalam pengantar tulisan panjangnya itu.

Unggahan ini sudah dibaca ribuan orang dan disukai ribuan orang. Ratusan komentar berupa simpati terus berdatangan dari pengguna Instagram.

Dalam unggahan tersebut, Hana menceritakan dirinya dan suami merasakan demam dan nyeri di badan pada 28 Juli 2020.

Hana memutuskan menjalani rapid test, tapi hasilnya nonreaktif.

Tak kunjung membaik, Hana lalu memutuskan ke rumah sakit dan kembali dilakukan rapid test yang hasilnya tetap nonreaktif.

Hana juga melakukan rontgen paru yang akhirnya diketahui ada bercak putih sehingga ia dinyatakan sebagai suspek COVID-19.

Hana lalu menjalani swab test di puskesmas dan hari berikutnya ia kembali melakukan rapid test dan hasilnya tetap nonreaktif.

Karena demam tinggi dan batuk-batuk, Hana kemudian dirujuk ke RSUD Tarakan sebagai suspek COVID-19 dan mendapatkan perawatan di ICU.

Baca Juga :  Ridwan Kamil Beri Dukungan Penghargaan Jangka Panjang kepada Shin Tae-yong : Begini Komentar Netizen

Hana sempat mengalami sesak napas dan demam tinggi hingga menggunakan selang oksigen.

“Hari-hari berikutnya, alhamdulillah semakin membaik. Hasil swab puskesmas keluar dan ternyata POSITIF CORONAVIRUS. Di situ mulai afirmasi positif dan semangat untuk sembuh, jauhkan pikiran dari segalanya demi bisa sembuh,” tulis Hana Puspita.

Namun, kabar buruk diterima Hana di hari keempat dirawat di rumah sakit. Ayah kandungnya meninggal dunia karena COVID-19.

“Ternyata di hari keempat dirawat, tanggal 8 Agustus alm. Papa meninggal dunia krn Corona. Dan ak gak tau krn memang keluarga gak ngasih tau spy kondisiku gak drop,” jelasnya.

“Tanggal 12 baru tau papa meninggal lewat perasaan. Di situ ak nangis sejadi-jadinya. Hanya lihat jenazah alm. Papa yg difoto dokter,” tulisnya.

Hari berikutnya, keluarga besar Hana dilakukan tes swab dan hampir 20 anggota keluarga besarnya dinyatakan positif Corona.

Hana menyebut keluarga besarnya tinggal berdekatan dalam satu lingkungan.

“Hari berikutnya seluruh keluarga besar diswab dan hasil semuanya positif. Hampir 20 orang. Termasuk mama, suami, dan anak. Kok bisa? Krn kami beberapa keluarga tp rumah berdekatan di inner circle yg sama,” katanya.

“Dari situ pikiran makin kacau terlebih mama dan nenek sakit yg artinya bergejala,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemekaran Kabupaten Bogor: Keinginan Mandiri yang Disangkal Sebagai Beban Keuangan Negara di Era SBY

Saat ditanya lebih lanjut, Hana mengatakan bahkan keponakannya yang masih berusia 20 bulan juga dinyatakan positif Corona.

“Benar. Dari mama, mama mertua, suami, adik-adik, adik ipar, tante, om, sampai yang paling kecil usia 20 bulan juga positif,” ungkap Hana.

Setelah itu, kondisi Hana terus membaik. Hana sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada Selasa (18/8) malam. Hana diperbolehkan pulang meski hasil swab ke-4 dan ke-5 masih positif.

“Alhamdulillah semalem jam 11 aku dah boleh pulang karena memang aku yang minta untuk isolasi mandiri di rumah bareng suamiku yang juga positif. Dan diizinkan dokter setelah cek darah dan rontgen. Hasilnya katanya bagus meski swab ke-4 dan ke-5 masih positif,” ujar Hana.

Hana menyebut ada perubahan peraturan pasien Corona diperbolehkan pulang.

Dulu, pasien baru boleh pulang setelah 2 kali swab negatif.

Lalu kini telah diubah menjadi 1 kali swab negatif.

Dan kini pasien OTG bisa pulang setelah 11 hari tidak ada gejala.

“Pasien OTG selepas 11 hari tetap tidak ada gejala maka dinyatakan selesai pemantauan. Itu peraturan Kemenkes. Karena berdasarkan penelitian, katanya meski masih ada virus dalam tubuh, tapi sudah tidak lagi menularkan ke orang lain,” tuturnya.

Sumber:Pojokbogor

Artikulli paraprakRibuan Warga Meriahkan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 H
Artikulli tjetërPawai Obor Meriahkan Malam Tahun Baru Islam 1442 H di Nanggung