Nanggung – Muhamad Altakih balita ber’umur 7 bulan asal Kampung Pasirgintung RT 01 RW 04, Desa Batutulis, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor menderita penyakit hidrosefalus atau penumpukan cairan dirongga otak sejak lahir. Namun kondisinya sekarang terlihat semakin parah, orang tua bayi malang itu belum bisa membawa anaknya berobat karena keterbatasan biaya.
Ibu kandung M Altakih mengatakan, Kondisi M. Altakih (penderita hedrosefalus,red) anak ketiga pasangan Cecep Sukaezi dan Siti Aisyah itu sangat memprihatinkan, penyakit sang buah hati diketahui sejak berumuran 2 bulan.
“Waktu usia masih di dalam kandungan hingga lahir waktu itu kedaannya biasa saja, tidak ada gejala atau tanda- tanda kalau M.Altakih menderita penyakit hedrosefalus, Dari umur 2 bulan M Altakih terbaring sakit karena menderita pembesaran dibagian kepala,” Aisyah, minggu (26/07/2020).
Aisyah menambahkan, Untuk memastikan penyakit yang diderita sang anak, Aisyah pernah mencoba membawa M.Altikah ke Puskesmas Nanggung, Namun belum bisa dirujuk ke rumah sakit lain lantaran ketiadaan kartu BPJS.
“Kartu BPJS sedang diurus dari bulan maret, tetapi hingga sekarang belum juga beres,” imbuhnya.
Menurutnya, semenjak pandemik Covid-19 pada bulan maret sang suami yang berprofesi sebagai supir angkot 02, Bubulak Laladon pendapatan usahanya tak menentu.
Informasi, ucap Aisyah, untuk penyembuhan anak kami, bahwa M.Altakih harus dibawa ke rumah sakit jakarta, Karena itu kami berharap kepada pemerintah untuk membantu biaya pengobatan penyakit anaknya.
“Bukannya tidak mau membawa berobat anaknya ke rumah sakit, tau sendiri kondisi ini pendapatan sebagai supir angkot dalam sehari hanya mendapat 30 atau 50 ribu,” ujar aisyah dengan nada sedih.
Sementara, Kepala Desa Batutulis Ade Supriatna melalui Telepon selulernya, menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali untuk membantu dan berkunjung ke rumah warganya yang merupakan penderita penyakit hedrosefalus.
“Sudah beberapa kali kami datang termasuk mengantarkan bantuan dari bansos berupa paket sembako,” jelas Ade.
Ade menuturkan, bahwa untuk menangani warganya yang terkena penyakit tersebut, kata Ade, pihak RT maupun RW sudah berupaya, “Kami sudah membantu, tetapi masalah ini bukan hanya tanggung jawab desa saja melainkan tanggung jawab bersama.” pungkasnya.
(Seno)