Beranda News Solusi Persoalan Pangan di Indonesia, Dosen IPB Buat Beras Analog dari Ubi...

Solusi Persoalan Pangan di Indonesia, Dosen IPB Buat Beras Analog dari Ubi Jalar Ungu

JAKARTA,PUBLIKBICARA.COM – IPB University terus membuat inovasi demi menyediakan solusi atas persoalan pangan yang ada di Indonesia. Kali ini, IPB University membuat beras analog dari ubi jalar ungu.

Wakil Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University, Dr Tri Prartono, menyampaikan bahwa IPB University sudah banyak mengembangkan produk pangan, salah satunya beras analog.

Mulai dari beras analog dari jagung, singkong, sagu, porang dan sebagainya.

“Jadi, ini adalah sumber daya yang luar biasa. Namun, persoalannya pada saat ini tidak semuanya ditangkap oleh pasar. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana penyajian beras analog agar bisa diterima masyarakat. Dengan adanya variasi yang lain inilah, menjadi tantangan bagi kita,” terangnya dikutip dari laman resmi IPB, Kamis (1/12/2022).

Dalam acara Talk Show Beras Analog Ubi Jalar Ungu di IPB International Convention Center (IICC) Bogor, Dr Tri berharap LKST dapat mendukung hal ini, termasuk penembangan inovasi pangan dalam lima tahun ke depan.

Baca Juga :  Ketika Politisi Bertemu: Momen Tak Terduga antara Elly Rachmat Yasin dan Jaro Ade di Bogor Timbulkan Banyak Spekulasi

“Mudah-mudahan talkshow hari ini bisa memberikan informasi yang jelas sehingga diharapkan mampu menimbulkan ide-ide baru sehingga ini akan mempercepat hilirisasi inovasi,” paparnya.

“Khususnya produk pangan yang dihasilkan oleh staff atau peneliti di IPB University,” tambah Dr Tri.

Keunggulan Beras Analog Ubi Jalar
Beras analog dari ubi jalar ungu ini adalah hasil penelitian yang diketuai Prof Feri Kusnandar, Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB University.

Anggota penelitiannya antara lain Prof Slamet Budijanto, Dr Eko Hari Purnomo, Dr Faleh Setia Budi, Dr Siti Nurjanah, Dr Dias Indrasti.

Salah satu peneliti, Prof Slamet Budijanto mengatakan, keunggulan beras analog yakni cocok bagi penderita diabetes dan kolesterol tinggi atau yang diet kalori.

Secara bentuk mirip dengan beras dan memiliki bahan baku yang fleksibel dengan memanfaatkan berbagai bahan baku lokal non-beras sumber karbohidrat dan protein.

Baca Juga :  Timnas Indonesia U-23 Hadapi Raksasa Uzbekistan di Panggung Piala Asia U-23 2024: Berikut Ulasannya

Slamet menilai bahwa sumber karbohidrat non beras kurang populer karena aspek sosial budaya. Berbagai sumber karbohidrat non beras masih sulit untuk beradi di meja makan keluarga Indonesia.

Alternatif paling mudah adalau melalui tepung karena mudah diolah menjadi berbagai produk pangan.

“Selain itu, produk dapat divariasikan, dapat disajikan berbagai kuliner, harga terjangkau dan bisa menjadi kendaraan untuk diversifikasi pangan,” terang dia.

Pengganti Nasi yang Kaya akan Nilai Gizi
Sementara itu, narasumber ahli gizi dari Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Dr dr Mira Dewi mengatakan, beras analog bisa menjadi alternatif atau pengganti nasi yang sangat menarik, seperti beras analog dari ubi jalar ungu.

“Gambaran detail terkait kandungan nilai gizi dan manfaat ubi jalar ungu yang kaya akan karbohidrat kompleks, serat, besi, vitamin B2, vitamin C, vitamin dan lainnya,” tuturnya.

Sumber : Detik

Artikulli paraprakTransjakarta Tambah 10 Unit Bus Pink Khusus Wanita Untuk Kurangi Resiko Pelecehan Seksual
Artikulli tjetërPemkab Bogor Tebar Penghargaan KRL, Desa Sadeng Terima Penghargaan Nominasi Adaptasi Terbaik