Beranda Ekonomi Dollar Melemah, Rupiah Menguat

Dollar Melemah, Rupiah Menguat

Jakarta,- Nilai tukar rupiahberada di level Rp14.562 per dolar AS pada Senin (31/8) sore. Posisi ini menguat 70 poin atau 0,47 persen dari Rp14.632 pada Jumat (28/8).

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.554 per dolar AS atau menguat dari Rp14.702 per dolar AS pada Jumat (28/8).

Rupiah memimpin penguatan mata uang Asia dari dolar AS. Penguatan rupiah diikuti oleh yuan China 0,23 persen, ringgit Malaysia 0,2 persen, peso Filipina 0,15 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.

Beberapa mata uang Asia lain berada di zona merah, seperti baht Thailand minus 0,14 persen, dolar Singapura minus 0,18 persen, won Korea Selatan minus 0,28 persen, rupee India minus 0,3 persen, dan yen Jepang minus 0,5 persen.

Baca Juga :  Live Streaming Indonesia vs Guinea: Pertarungan Sengit untuk Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Beberapa menguat dari dolar AS, seperti rubel Rusia menguat 0,33 persen, dolar Kanada 0,23 persen, franc Swiss 0,11 persen, dan euro Eropa 0,02 persen. Sedangkan dolar Australia melemah 0,04 persen dan poundsterling Inggris minus 0,28 persen.

Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terjadi berkat pelemahan dolar AS yang berlanjut. Pelemahan mata uang Negeri Paman Sam pun sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Juga :  Liburan Panjang, Ribuan Kendaraan Serbu Puncak!

“Secara keseluruhan pelemahan dolar AS merata terhadap mata uang lain di dunia,” ujar Lukman kepada media, Senin (31/8) sore.

Lukman bilang pelemahan dolar AS terjadi karena pelaku pasar masih mempertimbangkan kebijakan suku bunga acuan rendah dari bank sentral AS, The Federal Reserve. Hal ini dilakukan The Fed untuk menstimulus perekonomian negara adidaya itu.

Selain itu, The Fed juga memperkirakan pemulihan ekonomi dunia tidak akan berlangsung cepat di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Hal ini mempengaruhi indikator ekonomi lain.

“Inflasi dan tenaga kerja juga sudah diperkirakan akan tetap rendah, jadi mempengaruhi pasar,” pungkasnya.

Sumber CNN Indonesia

Artikulli paraprakRI – Jepang Kerjasama Gunakan Uang Lokal
Artikulli tjetërOscar Lawalata Ingin Dipanggil ‘Asha’