Publikbicara.com – Turki dan Yunani memasuki bab baru dalam hubungan mereka yang tegang. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan niatnya untuk mengukuhkan ikatan antara kedua negara, menciptakan era kerjasama yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Dengan mengatasi hambatan-hambatan yang ada, kita dapat memperdalam persahabatan dan membawa hubungan bilateral kita ke level yang belum pernah tercapai sebelumnya,” kata Erdogan dalam wawancara eksklusif dengan Kathimerini, surat kabar Yunani.
Pernyataan ini muncul menjelang kunjungan Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, ke Ankara, menandai langkah penting dalam upaya rekonsiliasi antara kedua negara.
Namun, sementara Turki bersikeras untuk memperkuat ikatan dengan Yunani, Erdogan juga menegaskan bahwa Ankara tidak akan mengakui perjanjian tentang pembagian yurisdiksi maritim antara Siprus dan Israel.
Erdogan berpendapat bahwa kesepakatan tersebut mengabaikan kepentingan Turki di wilayah tersebut.
Dalam konteks ini, sumber daya energi di Laut Mediterania Timur menjadi salah satu isu penting yang harus diperhatikan.
Erdogan menekankan bahwa kepentingan Turki dalam eksploitasi sumber daya alam di wilayah tersebut tidak dapat diabaikan.
Meskipun Turki dan Yunani adalah sekutu dalam NATO, konflik berlarut-larut antara kedua negara telah mempengaruhi hubungan mereka selama beberapa dekade.
Perselisihan meliputi klaim teritorial di Laut Aegea, masalah perpecahan masyarakat di Siprus, dan penetapan batas maritim yang memicu ketegangan yang berpotensi memicu konflik bersenjata.
