Publikbicara.com – Eskrim Tuping adalah salah satu jajanan tradisional yang masih populer di Indonesia.
Meskipun mungkin tidak sepopuler eskrim modern dengan berbagai topping dan rasa, eskrim tuping memiliki tempat khusus di hati masyarakat, terutama mereka yang ingin bernostalgia dengan masa kecil mereka.
Secara harfiah, “tuping” dalam bahasa Jawa berarti “telinga”. Nama tersebut berasal dari bentuk eskrim ini yang mirip dengan telinga atau bulatan yang menggantung.
Eskrim tuping biasanya terbuat dari campuran susu, gula, dan es batu yang dihaluskan.
Kemudian, campuran tersebut dicetak ke dalam cetakan khusus yang memberikan bentuk seperti telinga. Setelah itu, eskrim dipasang di tusukan bambu atau plastik yang panjangnya sekitar 20-30 cm.
Salah satu hal yang membuat eskrim tuping menarik adalah penghidangan dan penyajiannya. Penjual eskrim tuping sering kali menggunakan gerobak kayu yang dilengkapi dengan cerobong asap kecil di bagian atasnya.
Gerobak tersebut biasanya dihiasi dengan warna-warni yang menarik dan terkadang dihias dengan lampu-lampu kecil untuk menarik perhatian pembeli, terutama di malam hari.
Selain itu, pengalaman membeli eskrim tuping juga merupakan bagian dari daya tariknya.
Antrian di depan gerobak penjual eskrim tuping seringkali menjadi momen sosial yang menyenangkan.
Orang-orang berkumpul, berbicara, dan tertawa sambil menunggu giliran untuk memesan eskrim tuping favorit mereka.
Meskipun mungkin terlihat sederhana, eskrim tuping memiliki rasa yang lezat dan menyegarkan, terutama di musim panas.
Bagi banyak orang, rasanya tidak hanya tentang eskrim itu sendiri, tetapi juga tentang kenangan manis masa kecil dan momen bersama teman-teman atau keluarga.
Dengan semua keunikan dan kelezatannya, tidak mengherankan jika eskrim tuping tetap menjadi salah satu jajanan tradisional yang dicintai oleh banyak orang di Indonesia.
Meskipun mungkin tidak sepopuler eskrim modern, keberadaannya tetap memberikan warna dan kehangatan dalam budaya kuliner Indonesia.