Beranda News Harga Minyak Menguat ke Level Tertinggi, Usai AS Cabut Pembatasan Perjalanan

Harga Minyak Menguat ke Level Tertinggi, Usai AS Cabut Pembatasan Perjalanan

Publikbicara.com – Harga minyak dunia menguat ke level tertinggi sejak 26 Oktober pada penutupan perdagangan Selasa (9/11), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi usai Negeri Paman Sam mencabut pembatasan perjalanan yang menambah prospek kenaikan permintaan ke depan.

Tercatat, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 1,6 persen ke US$84,78 per barel.

Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember sebesar US$2,7 persen menjadi ditutup pada US$84,15 per barel.

Sebelumnya, harga Brent sudah menanjak lebih dari 60 persen tahun ini. Penguatan terjadi berkat pulihnya permintaan dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+).

Pemerintahan AS bakal menggunakan perkiraan harga dalam laporan Prospek Energi Jangka Pendek (Short Term Energy Outlook/STEO) yang dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) untuk menentukan apakah akan melepaskan minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

Baca Juga :  Kisah Karnar, Ilmuwan NASA yang Menemukan Kebenaran di Malam Lailatul Qadar: Rela Dipecat demi Jadi Mualaf

Dalam laporan tersebut, harga bensin eceran diperkirakan bakal turun dari selama beberapa bulan ke depan. Rinciannya, harga bensin kelas reguler eceran akan turun dari US$3,32 per galon pada November menjadi US$3,16 per galon pada Desember dan US$3,00 per galon pada kuartal pertama 2022.

“STEO dari EIA memberi Presiden Biden banyak perlindungan untuk tidak melakukan apa-apa, dan mengklaim dia sedang menunggu perkiraan bearish untuk dimainkan,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger di New York seperti dilansir Antara, Rabu (10/11).

Kepala Eksekutif Saudi Aramco Amin Nasser menilai kapasitas produksi cadangan minyak global dapat berkurang tahun depan karena peningkatan penumpang udara.

Baca Juga :  Babinsa Serda Roby Hadiri MUSDESUS Desa Pamagersari, Ini yang Dibahas

Sinyal pemulihan ekonomi juga tercermin dari para wisatawan berangkat ke AS lagi, pengesahan RUU infrastruktur AS senilai US$1 triliun dan ekspor China yang lebih baik dari perkiraan.

Selanjutnya, JPMorgan Chase mengatakan permintaan global untuk minyak pada November sudah hampir kembali ke tingkat pra-pandemi yaitu 100 juta barel per hari.

Di India, permintaan bahan bakar naik pada Oktober ke puncak tujuh bulan, dengan penjualan bensin melonjak ke level tertinggi sepanjang masa.

Lebih lanjut, analis memperkirakan persediaan minyak mentah AS naik untuk minggu ketiga berturut-turut. Kondisi ini dapat membantu membatasi kenaikan harga lebih lanjut.

Sumber: CNNIndonesia.com

Artikulli paraprakKabar Gembira, Squid Game Resmi Berlanjut Ke Season 2
Artikulli tjetërRutin Makan Ikan Dapat Menjaga Kesehatan Otak