Beranda Daerah Tradisi Mipit: Kegiatan Upacara Adat Masyarakat Sunda yang Mungkin Anda Belum Tahu

Tradisi Mipit: Kegiatan Upacara Adat Masyarakat Sunda yang Mungkin Anda Belum Tahu

Publikbicara.com – Tradisi Mipit adalah sebuah upacara adat yang dijalankan oleh masyarakat Sunda.

Salah satunya seperti yang kerap dilakukan di wilayah Kasepuhan Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tradisi Mipit merupakan bagian dari serangkaian ritual agraris yang bertujuan untuk menghormati Dewi Sri.

Dewi ang dianggap sebagai dewi padi dan kesuburan dalam budaya Sunda​.

Baca Juga :  Nama Kabupaten Jasinga Pernah Diusulkan, Asep Wahyu: Jangan Melihat Kebelakang

Proses Tradisi Mipit biasanya melibatkan beberapa tahapan penting, dimulai dengan persiapan lahan hingga panen padi.

Tahap awal dimulai dengan ritual ngaseuk, yaitu menanam benih padi ke dalam lubang aseuk.

Setelah padi tumbuh, berbagai upacara dilaksanakan untuk melindungi dan mensyukuri pertumbuhan padi tersebut.

Seperti sapangjadian pare, yang melibatkan doa dan persembahan kepada Dewi Padi, serta ngarawunan untuk memohon perlindungan dari hama.

Baca Juga :  Lonjakan Kasus COVID-19 di Singapura: Kementerian Kesehatan Ambil Langkah Cepat untuk Cegah Krisis Rumah Sakit

Pada saat panen, ritual Tradiai Mipit dimulai dengan pemotongan padi pertama yang dilakukan secara simbolis oleh pemimpin adat atau tokoh masyarakat.

Kegiatan yang disebut Tradisi Mipit ini merupakan simbol rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.

Hasil panen kemudian ditumbuk dalam ritual nutu, yang dilakukan oleh perempuan-perempuan setempat sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional​.

Tradisi Mipit ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual kepercayaan dan budaya.

Baca Juga :  Harkitnas: Ini Pesan dan Ucapan yang Disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Bogor

Tetapi juga sebagai sarana memperkuat ikatan sosial dalam komunitas serta melestarikan nilai-nilai dan kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur.

Selain itu, Tradisi Mipit ini juga menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah untuk menyaksikan pelaksanaannya secara langsung​.

Artikulli paraprakNama Kabupaten Jasinga Pernah Diusulkan, Asep Wahyu: Jangan Melihat Kebelakang
Artikulli tjetërUBPE Pongkor Hadiri Panen Perdana Padi Huma di Desa Parakanmuncang: Menghidupkan Tradisi dan Mewujudkan Ketahanan Pangan