Beranda Daerah Reses Dewan Dapil V Kabupaten Bogor, Infrastruktur Hingga Pemanfaatan Pasar Rakyat Leuwisadeng...

Reses Dewan Dapil V Kabupaten Bogor, Infrastruktur Hingga Pemanfaatan Pasar Rakyat Leuwisadeng Jadi Usulan

BOGOR, PUBLIKBICARA.COM – Anggota Dewan, Daerah Pemilihan (Dapil) V, Kabupaten Bogor menggelar Reses masa sidang I tahun 2022-2023 berlangsung di aula Kantor Kecamatan Leuwisadeng pada, Selasa 15 November 2022 ajuan terkait pembangunan infrastruktur mendominasi usulan masyarakat.

Dalam sambutannya, Camat Leuwisadeng, Rudi Mulyana menyampaikan, bahwa ada tiga point penting yang perlu menjadi perhatian dan dukungan dari anggota dewan yang hadir dalam reses tersebut.

Tiga point penting tersebut diantaranya perlunya pembangunan kantor Kecamatan Leuwisadeng, pembangunan Puskesmas Sadeng Pasar dan pemanfaatan Pasar Rakyat Leuwisadeng diharapkan jadi terminal agro bisnis.

“Yang pertama pasti saya harus berkeluh kesah masalah kantor kecamatan bahwa dari tahun 2017 kita sudah mengajukan sampai sekarang kalah terus,” ungkap Rudi Mulyana.

Terkait kantor Kecamatan Leuwisadeng, Rudi Mulyana mengatakan, bahwa pihaknya sudah mengajukan pembagunan dan meminta dukungan dari wakil rakyat tersebut supaya kantor kecamatan segera di bangun.

“Kemarin kita tidak masuk di 2023 alasannya Camat sih tidak mengajukan. Padahal, kami sudah mengajukan setiap tahun tapi di coret terus di BKAD kalau tidak salah, jadi saya mohon batuannya supaya kantor kecamatan itu bisa direhab,” katanya.

Selain kantor kecamatan, Camat juga meminta agar Puskesmas Sadeng Pasar yang melayani warga di 4 desa diantaranya Desa Wangunjaya, Sadengkolot, Babakan Sadeng dan Leuwisadeng untuk segera di bangun.

Baca Juga :  Membuka Lembaran Kisah Jaro Ade: Dari Desa ke Puncak Kepemimpinan Politik di Kabupaten Bogor

“Puskesmas Leuwisadeng ini melayani 40 ribu warga, sementara lokasinya sangat tidak referesentatif, berbeda dengan puskesmas kita yang satu lagi yaitu Puskesmas Leuwisadeng sementara tanah di sekitar Puskesmas Sadeng Pasar itu tidak mahal antara 100 ribu sampai 300 ribuan dan bisa dianggarkan dibawah 1 milyar,” katanya.

Rudi Mulyana menambah, bahwa diwilayah nya terdapat Pasar Rakyat Leuwisadeng yang sejak dibangun sampai dengan saat ini belum beroperasi dirinya mengusulkan agar pasar tersebut dijadikan Terminal Agro Bisnis.

“Karena kami disini banyak pertanian ada sekitar 800 hektare lahan pertanian mudah-mudahan ini menjadi terminal Agro Bisnis. Jadi, sebelum disalurkan ke yang lain lokasi itu bisa dijadikan tempat untuk memilah-milah hasil tani,” katanya.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Bogor Davil V, Nurodin menyayangkan, terkait pasar rakyat leuwisadeng yang sampai saat ini tak kunjung beroperasi.

“Ini kalau saya lihat sih mungkin dulu membuat perencanaanya kurang begitu matang sehingga tidak dihitung lokasi itu starategis atau tidak yang ada sekarang terbengkalai dan sayang itu uang rakyat puluhan milyar tidak dimanfaatkan. Tetapi, saya minta kepada Kades atau Muspika coba bersurat ke Disperindag untuk mencoba dimanfaatkan pasar tersebut entah untuk gor bulu tangkis atau apa yang penting ada pemanfaatan,” kata Jaro Peloy sapaan akrab Nurodin.

Baca Juga :  DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor Memulai Safari Politik dengan Semangat Baru : PKB Jadi Partai Pertama yang Disambangi

Terkait dengan Kantor Kecamatan Leuwisadeng, Jaro Peloy mengatakan, bahwa setelah pihaknya melakukan kroscek ternyata tidak ada didalam perencanaan.

“Jadi, tadi buya (Permadi Dalung) telepon Bapedalitbang sampai hari ini perencanaanya belum masuk. Tapi, karena ini masih ada waktu untuk penyelesaian RAPBD tahun 2023 kami coba diskusikan,” katanya.

Politisi Partai PKB itu mengatakan, bahwa bicara soal pembangunan itu tidak tiba saat, tiba akal. Ada persoalan perencanaan yang jelas itu tidak hanya ada budaya tutur tapi juga ada budaya tulis dan budaya tulisnya itu didokumentasikan secara jelas.

“Kalau sudah perencanaan itu didorong ternyata di abaikan, baru. Tidak semua masuk ke DPRD itu pokok pikiran kita. Kita-pun mengakomodir apa yang diusulkan masyarakat melalui Musrenbang itu namanya pendekatan partisipatif. Kemudian apa yang diusulkan oleh teknokratik, bagaimana dinas menjawab persoalan-persoalan akan kebutuhan pelayanan masyarakat. Namun, kalau itu tidak masuk bagaimana kita mau bahas,” katanya. (Fex)

Artikulli paraprak10 Buah Termahal di Dunia
Artikulli tjetërOknum TNI Tabrak Pedagang Gorengan Hingga Tewas di Palembang