Beranda Kesehatan Viral Jenazah Perawat Ditolak, Netizen Naik Pitam

Viral Jenazah Perawat Ditolak, Netizen Naik Pitam

CIBINONG — Derita pilu dirasakan oleh perawat di Indonesia, setelah kejadian penolakan jenazah perawat di Ungaran Semarang Jawa Tengah, Kamis (9/4/2020) lalu.

Akibatnya, banyak netizen yang naik pitam, dan ramai diperbincangkan di media sosial Facebook. Pantauan publikbicara.com melalui media sosial Grup Facebook Suara Perawat tentang penolakan jenazah perawat, salah satunya adalah akun Facebook Al Fatih dalam komentarnya “Diproses aja buat pembelajaran yang lainnya”.

Bahkan, sehari setelah kejadian tersebut, DPW PPNI Jawa Tengah sudah mediasi dengan oknum yang menolak jenazah perawat yang bekerja di RS Kariadi tersebut. Dan pelaku pun sudah meminta maaf.

Namun nasi sudah menjadi bubur, walaupun pelaku sudah meminta maaf secara terbuka, masih ada netizen yang belum puas, seperti akun Facebook DwiAri Hdy dalam kolom komentar unggahan yang sama “maaf diterima, proses hukum lanjut, mari kita kawal”.

Dan kabar terkini, oknum pelaku penolakan pun sudah dibawa oleh pihak kepolisian dan dalam proses penyidikan.

Beberapa perawat menyerukan untuk mengenakan pita hitam sebagai tanda penghormatan bagi perawat yang telah gugur melawan Covid-19 dan berduka atas respon masyarakat.

Baca Juga :  Berbagi Kebahagian di Atas Gelombang: Kado Sepesial Mayor Tedy di Kampung Nelayan Jakarta

Tak hanya jadi perbincangan di dunia maya saja, seorang perawat yang bekerja di Kabupaten Bogor angkat suara.

“Saya sangat prihatin, beberapa kejadian mulai dari yang di usir dari kosannya hingga penolakan pemakaman perawat ini, saya rasa sudah bukan hal yang harus diamkan begitu saja, ,ini sudah menyakiti profesi perawat. Jika perawat sudah menolak melayani pasien yang akan ditangani sehari saja, maka bisa anda bayangkan bagaimana carut marutnya pelayanan kesehatan di rumah sakit”, tegas Dika saat dihubungi (11/4/)

Selain dari kalangan tenaga medis, Rizky MH warga kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor berkomentar, dirinya meminta kejadian penolakan tenaga medis yang sedang ramai serta menjadi perbincangan publik harus disikapi tegas agar tidak terulang lagi.

“Cukup menjadi pertama yang terakhir, sikap seperti itu merupakan hal yang tidak pantas dilakukan, tenaga medis yang berada digaris depan merupakan pahlawan yang tak dapat dinilai dengan apapun, mengingat resikonya adalah tukar dengan nyawa. Dan semoga tenaga medis yang masih terus mengamalkan sumpah jabatan, diberi kesehatan dan diparhatikan untuk dilengkapi APD sesuai standar keselamatan prosedur yang ada”. Singkat Rizky.

Baca Juga :  Pertandingan Pembuka Piala Asia U-23 : Garuda Muda Kalah dengan Penuh Kontroversi

Sementara itu anggota DPRD kabupaten Bogor Aan Triana Almuharom mengajak warga agar tidak terpengaruh atas masalah ini.

“Masyarakat jangan pernah halangi pemakaman pasien COVID-19 yang meninggal dunia, karena mereka juga manusia, tenang saja sudah ada prosedur pemakamannya sesuai standar kesehatan”. Ujar Aan usai pemberian bantuan APD ke Puskesmas Cigudeg kemarin (10/4).

Seperti diketahui, seorang perawat di RSUP dr Kariadi meninggal karena terinfeksi virus corona baru atau Covid-19 pada Kamis (9/4/2020).

Jenazah perawat itu akan dimakamkan di TPU Sewakul. Tapi, masyarakat setempat menolak karena khawatir dengan penularan virus corona baru atau Covid-19.

Jenazah pasien positif Covid-19 itu pun dimakamkan ke kompleks makam keluarga Dr Kariadi, Bergota, Semarang.

(Edo)

Artikulli paraprakPSBB Di Jawa Barat Sudah Disetujui Oleh Kemenkes
Artikulli tjetërKades Cihideung Udik Berikan APD Ke Marbot Masjid, Serta Buat Tempat Pencuci Tangan