Publikbicara.com – Minggu, 11 Agustus 2024 di hari yang cerah beredar video dan story WhatsApp warga Kecamatan Nanggung yang mengeluhkan Sungai Cikini kembali keruh.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hari ini, Minggu 11 Agustus 2024, kami mengamati sungai Cikaniki di Kampung Liud, Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, kembali keruh,” ungkap narasi dalam video tersebut.
Alhasil, masalah kembali keruhnya Sungai Cikaniki ini tentu tidak hanya berdampak pada warga Kecamatan Nanggung.
Tetapi juga merembet ke Kecamatan Lewisadeng yang pun teraliri aliran Sungai Cikaniki yang sehari-hari digunakan Merkel untuk mencuci dan mandi.
Seperti yang diutarakan S, salah seorang warga Kecamatan Lewisadeng, mengatakan bahwa sungai tersebut berubah menjadi coklat pekat sejak pagi tadi.
“Sungai Cikaniki sudah keruh sejak pagi dan tidak bisa digunakan,” keluhnya kepada Redaksi. Minggu, (11/08/2024).
“Kami berharap pihak terkait segera menemukan penyebab kekeruhan ini agar sungai bisa kembali bersih.” sambung Sogir.
Lebih lanjut, dengan kembali keruhnya Sungai Cikaniki menjadi sebuah misteri yang seakan terus berulang tanpa sebuah penyelesaian dan penjelasan pasti penyebabnya apa.
Pasalnya, kurang lebih satu pekan lalu dikabarkan ada aksi pembersihan besar-besaran oleh Satgas Cikaniki River Community (CRC).
Dengan tajuk yang keren luar biasa yakni “Saba Cikaniki II, Caina Herang Wargana Tenang” di Jembatan Kampung Lukut, Desa Nanggung terkesan menjadi bias.
Smentara itu, Ketua Satgas CRC, Misbahudin ketika dikonfirmasi melalui perpisahan WhatsApp belum dapat memberikan komentar secara rinci.
“Waalaikumsalam, siap kang nanti kita buat release nya ya kang, nanti saya kirim ya.” ucapnya singkat.
Sementara itu, Kepala Desa Kalong Loud, Jani Nurjaman, ketika dikonfirmasi pun membenarkan kerunya Sungai Cikaniki pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Namun, terkait keruhnya Sungai Cikaniki tersebut, Jani Nurjaman tidak dapat berspekulasi tentang faktor penyebab keruhnya.
“Wlkmsalam,, infonya tadi pagi smpe siang keruh lagi. Penyebabnya kami tidak bisa berspekulasi kang, ntah faktor apa bisa keruh. yang jelas kami bru melihat dan merasakan akibatnya aja air jadi keruh.” ungkap Jani.***