Beranda Ekonomi Jokowi Janji Harga Telur Kembali Normal, Tapi Belum Ada Obrolan Ke Pedagang

Jokowi Janji Harga Telur Kembali Normal, Tapi Belum Ada Obrolan Ke Pedagang

BOGOR, PUBLIKBICARA.COM – Presiden RI Joko Widodo sebelumnya berjanji harga telur akan kembali normal dalam 2 minggu. Di sisi lain, hingga saat ini belum ada obrolan dari pemerintah dengan pedagang pasar.

Sekretaris Jendral Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Mujiburohman mengatakan belum ada koordinasi dari pihak pemerintah menyangkut langkah dalam menyelesaikan permasalahan telur, pun juga pangan lainnya.

“Belum ada sama sekali. Bahkan untuk harga minyak goreng kemarin nggak ada obrolan. Ya itu makanya,” ujar Mujiburohman dalam acara Press Conference Pernyataan Sikap APPSI di Pasar Minggu, Selasa (30/8/2022).

Lebih lanjut ia menjelaskan, ada dua penyebab utama dari kenaikan harga telur. Yang pertama ialah harga pakan, dan yang kedua mengenai Bansos telur oleh Kementerian Sosial.

“Telur itu kenaikannya itu juga karena pakan. Pakan itu juga berasal dari gandum. Sedangkan gandum sendiri juga sekarang sedang susah. Coba di cek, saya barang kali salah,” katanya.

Baca Juga :  Pelatih Sun Hong Ungkap Kesiapan Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 Timnas Garuda Muda

Sementara mengani bansos sendiri, Mujiburohman mengatakan, meski Menteri Sosial sendiri sudah menyangkalnya, dilapangan faktanya terlihat. Oleh karena itu, ketersediaan telur di pasaran tidak dapat memenuhi permintaan.

“Teman-teman kita yang beli telur nyarinya susah. Karena ada pembelian jumlah besar untuk bantuan. Meski kata Bu Risma nggak ada, tapi memang faktanya ada,” kata Mujiburohman.

“Okelah tidak sepenuhnya untuk pangan, tapi kan pedagang-pedagang pasar ini merasakannya dari kekurangan ini sehingga pengaruh ke harga,” tambahnya.

Dengan demikian, ia mengatakan, hal ini menyebabkan kekurangan stok telur hingga harga melambung tinggi. Kondisi perekonomian dalam negeri dan tingkat inflasi yang tinggi juga turut mempengaruhi sehingga daya beli konsumen menurun drastis.

Baca Juga :  SAHAJA Bergegas Menyatukan Dukungan untuk Jaro Ade sebagai Bupati Bogor 2024 : Ini Kata Ketua AMS Kabupaten Bogor

“Kondisi pasar ini belum kembali ke semula sejak pandemi. Sekarang ditambah harga pangan yang juga belum normal, apalagi telur. Ini daya beli masyarakat masih sangat rendah,” kata Mujiburohman.

Ia menyebutkan, pengunjung pasar masih turun dengan rata-rata hingga 40%. Tidak hanya itu, daya beli mereka yang tadinya biasa membeli 1 kg katakanlah, turun jadi hanya setengahnya.

“Kalau barang-barang naik dan pendapatan tidak naik, kan pasti akan ngirit. Karena ngirit maka yang asalnya belanja satu kilo jadi setengah. Pendapatan pedagang tentu berkurang. Gimana caranya pedagang mengatasi solusi ini?” Tambahnya.

Oleh karena itu, Mujiburoham menyampaikan, pihaknya mengharapkan interfensi dari pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini.

SUMBER :DETIK

Artikulli paraprakPenerima Bantuan STB Di Cihud Banyak Yang Bermasalah
Artikulli tjetërTuai Kritik, Zavilda TV Klarifikasi Soal Konten Cewe Sexy Diminta Berjilbab