Beranda Daerah Koordinator KB Kecamatan Cigudeg Sebut Pernikahan Dini di Wilayah Kecamatan Cigudeg Capai...

Koordinator KB Kecamatan Cigudeg Sebut Pernikahan Dini di Wilayah Kecamatan Cigudeg Capai 50 Persen

Bogor, Publikbicara.com – Tingginya angka pernikahan dini di wilayah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor mencapai 50 persen membuat Tim Pendamping Keluarga (TPK) harus melakukan jemput bola ke rumah warga dengan melakukan sosialisasi bahayanya menikah dini.

Koordinator KB Kecamatan Cigudeg, Suharti mengatakan, untuk memantapkan tim TPK yang terdiri dari Bidan Desa atau perawat atau ahli gizi yang memahami kesehatan, kemudian kader PKK dan kader KB yang mempunyai peran untuk penurunan angka stungting yang nantinya akan melakukan kunjungan langsung ke sasaran.

“Sasaran TPK ada tiga, satu cuting, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita 2 tahun. Nanti akan mengadakan pendampingan jangan sampai terjadi pernikahan di usia dini, kemudian ibu yang hamil harus rajin meriksa kesehatan nya ke tenaga kesehatan, puskesmas maupun bidan desa, kemudian yang mempunyai balita didampingi jadi asupan gizinya, proteinnya dan asupan bayi harus maksimal,” kata Suharti kepada wartawan pada, Kamis 09 Juni 2022.

Baca Juga :  Mengenal Dampak Positif Negatif Mengisi Bahan Bakar Mobil Hingga Penuh : Yuk Simak Untuk Peforma Kendaraan Anda

Jadi, kata Suharti, nanti sasaran yang sudah ada atau yang siap menikah akan di datangi pihak TPK dan diberikan penyuluhan terkait risiko menikah muda. Seperti resiko melahirkan bayi dibawah berat badan.

“Kalau misalkan usianya belum sampai 21 tahun untuk perempuan, dan 25 tahun untuk laki-laki. Nanti akan dikasih arahan bahwa di usia muda itu resikonya akan banyak,” katanya.

Baca Juga :  Anang Hermansyah dan Ade Ruhandi: Duo Sensasi di Pilkada Bogor 2024

Suharti mengatakan, untuk di wilayah Kecamatan Cigudeg angka pernikahan dibawa usia yang ditentukan pemerintah masih tinggi.

“Di Kecamatan Cigudeg ini masih tinggi sekali kalo persenan nya itu sampai 50%. Itu masih tinggi pernikahan di usia dini,” katanya.

Untuk itu, tim TPK berperan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat yang memiliki anak usia remaja agar jangan memaksakan pernikahan pada usia muda, karena pernikahan usia muda tersebut memiliki banyak resiko.

“Pentingnya keterlibatan leading sektor, karena ini merupakan program pemerintah pusat, Program BKKBN agar stunting ini bisa ditekan,” katanya. (Fex)

Artikulli paraprakMakan Keripik Super Pedas, Irfan Hakim Dilarikan ke Rumah Sakit
Artikulli tjetërPernikahan Usia Dini di Wilayah Kecamatan Cigudeg Capai 50 Persen, Suharti: Maaf Saya Salah Sampaikan Informasi