Beranda News Ini Hewan Usia Terpendek di Dunia, Hanya Hidup 24 Jam

Ini Hewan Usia Terpendek di Dunia, Hanya Hidup 24 Jam

Publikbicara.com – Usia makhluk hidup cukup beragam. Hewan dengan usia terpendek di dunia hanya mampu bertahan hidup selama 24 jam. Namun, dia bisa berkembang biak dengan cepat dan memiliki kemampuan terbang yang bagus.

Adalah Mayfly atau lalat capung. Serangga ini memiliki masa dewasa terpendek di antara serangga mana pun. Para ilmuwan memberinya nama Ephemeroptera, bahasa Latin untuk menyebut serangga bersayap berumur pendek.

Seorang profesor entomologi di Oregon State University (OSU) dan salah satu pakar terkemuka dunia di bidang penggunaan amber untuk mempelajari bentuk kehidupan kuno, George Poinar mengatakan, kehadiran genus dan spesies lalat capung telah membantu memahami ekologi masa lalu.

Baca Juga :  Rosmini, Pengemis Viral Setelah 14 Tahun di Jalanan Tiba di Bogor dan Diamankan Dirawat RSJMM

“Memahami ekologi dan sejarah lalat capung adalah penting, sebagian karena mereka adalah salah satu makanan ikan terpenting di dunia,” kata Poinar, dilansir dari laman OSU, Kamis (18/11/2021).

Kehidupan lalat capung memang aneh. Ia hidup dalam bentuk nimfa selama sekitar satu tahun di air tawar. Kemudian, muncul hanya satu hari sebagai lalat capung dewasa untuk kawin, bertelur dan kemudian mati.

“Setelah kawin, lalat capung biasanya mati di penghujung hari,” kata Poinar. “Hanya ada satu hal yang benar-benar mereka pedulikan pada hari yang penuh peristiwa itu, dan itu bukan makan. Mereka bahkan tidak memiliki bagian mulut yang berfungsi,” lanjutnya.

Baca Juga :  MU U-18 Sukses Taklukkan Manchester City, Kuasai Puncak Premier League Cup U-18

Selama masa dewasanya yang singkat, lalat capung harus menemukan pasangan, bersanggama, dan bertelur kembali ke air tempat asalnya.

Meskipun lalat capung berumur pendek saat dewasa, mereka memainkan peran penting dalam ekosistem sungai dan danau. Melansir pbs.org, dalam jumlah yang sangat besar, lalat capung menjadi mata rantai penting dalam rantai makanan, salah satunya ikan.

Selain itu, keberadaan lalat capung juga menjadi petunjuk penting mengenai kualitas air di suatu tempat. Pada umumnya, lalat capung dalam populasi besar akan hidup di air bersih. Mereka tidak akan tinggal di air yang tercemar oleh berbagai polusi.

Sumber :Detik

Artikulli paraprakKemenag Cairkan Bantuan Insentif Rp1.5 Juta Untuk 44 Ribu Guru PAI dan Non PNS
Artikulli tjetërMahasiswa IPB Ditemukan Meninggal Dunia, Diduga Digigit Ular Berbisa