Beranda Daerah Harga Hasil Peternakan Turun Drastis

Harga Hasil Peternakan Turun Drastis

Bogor-Menjelang berakhirnya pekan kedua Ramadhan dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap II, beberapa jenis komoditi pasar justru menunjukan tren penurunan harga, termasuk hasil peternakan.

Di sebagian besar pasar-pasar se-Kabupaten Bogor di bawah kendali PD Pasar Tohaga, harga hasil peternakan berangsur turun di pekan kedua Ramadhan ini. Sebut saja telur ayam ras, yang kini bisa didapatkan dengan harga Rp22.000 per kilogram.

“Kalau dibandingkan akhir bulan lalu, sempat stabil di harga Rp25.000 perkilogram. Ada penurunan harga Rp3.000,” kata Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Tohaga Haris Setiawan, Kamis (7/5).

Baca Juga :  Kontroversi di Laga Timnas Indonesia U-23 vs Qatar U-23: Ivar Jenner Sorot Nasrullo Kabirov

Tak cuma telur ayam ras, sambung dia, jenis hasil peternakan lain juga ada yang menunjukan tren penurunan harga, yakni daging ayam ras, yang pada akhir bulan lalu rata-rata di banderol seharga Rp36.000 per kilogram. Namun di pekan ini turun cukup drastis menjadi Rp30.000 per kilogram. Ada penurunan sekitar 17 persen atau Rp6.000.

“Ada pula Ayam Kampung Hidup, itu juga turun harga dari pertengahan bulan lalu harganya Rp110.000 per ekor, sekarang jadi Rp80.000 per ekor. Selisihnya Rp30.000 atau hampir 28 persen,” imbuhnya.

Selain ketiga jenis hasil peternakan tadi, kata dia, beberapa komoditi hasil peternakan harganya di pasaran masih terbilang stabil dibanding harga bulan lalu. Misalnya, ayam ras hidup, terpantau stabil sejak bulan lalu di harga Rp30.000 per ekor. Lalu, Haris menambahkan, harga komoditi telur ayam kampung kini pun masih sama dibandingkan bulan lalu, yakni Rp2.500 per butir.

Baca Juga :  Pertandingan Pembuka Piala Asia U-23 : Garuda Muda Kalah dengan Penuh Kontroversi

“Kemudian daging kambing dan daging sapi murni juga terpantau stabil dibanding akhir bulan lalu. Daging kambing misalnya tetap di harga Rp110.000 per kilogram. Sama seperti daging sapi murni yang juga tetap di harga Rp110.000 per kilogram dibandingkan akhir April,” tuntas Haris.

Sumber:Metropolitan

Artikulli paraprak“Kelonggaran” Menhub, Nyatanya Ful Bus Parung Masih Sepi
Artikulli tjetërNekat Mudik, ASN di Jabar Terancam Di Pecat