Beranda Internasional Jurnalis China Muncul Lagi Setelah Hilang 2 Bulan,Ternyata Dikarantina Di Wuhan

Jurnalis China Muncul Lagi Setelah Hilang 2 Bulan,Ternyata Dikarantina Di Wuhan

Jakarta — Li Zehua, seorang jurnalis warga yang kerap meliput perkembangan virus corona (Covid-19) di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, muncul kembali ke publik setelah sempat hilang selama dua bulan.

Dalam video terbaru yang diunggah di akun YouTube pada Rabu (22/4), Li mengaku ditahan oleh pihak berwenang dan dikirim ke pusat karantina di Wuhan, tempat virus corona diyakini terdeteksi dan menyebar pertama kali.

Dia mengatakan aparat sempat membawanya ke kantor polisi untuk diinterogasi atas tuduhan “melanggar aturan sosial”.

Setelah itu, kepolisian mengatakan bahwa dia tidak jadi ditahan, tetapi akan dibawa ke pusat karantina selama dua minggu tanpa akses telepon atau komputer.

“Selama proses itu, para petugas bertindak secara sipil dan baik, memberi saya makanan dan waktu untuk istirahat. Mereka merawat saya,” ucap Li dalam video itu seperti dilansir the South China Morning Post pada Kamis (23/4).

Li mengatakan setelah dibebaskan dari pusat karantina, petugas mengirimnya ke kampung halaman pada 14 Maret. Sejak itu ia tinggal bersama keluarga untuk menjalani karantina mandiri selama 14 hari lagi.

Baca Juga :  Arus Balik: Perjalanan Emosional dalam Karya Pramoedya Ananta Toer

Li tidak menyebutkan secara detail di mana kampung halamannya berada.

“Dunia terlihat berbeda bagi saya setelah periode bulan yang panjang ini. Saya berterima kasih kepada kalian yang telah peduli terhadap saya dan saya berharap hal terbaik untuk kalian semua yang terdampak wabah ini,” kata Li.

Li terlihat online terakhir kali pada 26 Februari lalu dalam sebuah video siaran langsung yang ia buat. Dalam video itu, ia menceritakan bahwa ia sedang dikejar oleh aparat tidak dikenal dengan kendaraan sport di jalan raya.

Insiden itu berlangsung siang hari. Li lalu melarikan diri ke sebuah flat di mana ia tinggal dan bersembunyi dalam kegelapan ketika polisi dan tim kesehatan lengkap dengan APD merazia gedung apartemennya.

Li tidak mengatakan apa-apa ketika para petugas mengetuk pintu. Namun, ia membiarkan polisi masuk apartemen setelah para petugas kembali bersama salah satu orang teman pada malam hari di hari yang sama.

Li juga sempat mengunggah rekaman yang memperlihatkan para aparat dan petugas medis memasuki apartemen.

Selain Li, ada dua blogger dan jurnalis warga lainnya yang mengalami nasib serupa. Chen Qiushi dan Fang Bin dikabarkan hilang sejak awal Februari setelah mengunggah video reportase situasi dari Wuhan selama penguncian wilayah berlangsung atau lockdown.

Baca Juga :  Mengenal Sejarah Pencipta Kalender 7 Hari yang Sering Kita Gunakan

Fang hilang setelah mengunggah video terakhirnya yang memperlihatkan mayat-mayat pasien corona yang diletakkan di sebuah van di luar rumah sakit besar di Wuhan pada 9 Februari lalu.

Sementara itu, Chen, yang merupakan pengacara, juga sempat mengunggah video berisikan protes anti-China yang terjadi di Hong Kong.

Hingga kini, kabar Chen dan Fang belum diketahui.

Nasib ketiga jurnalis warga itu menarik banyak perhatian terutama dari negara dan kelompok pemerhati hak asasi manusia.

Kabar ketiga jurnalis hilang itu pun semakin memicu kritik internasional yang menganggap China tidak transparan dan berusaha menutupi perkembangan wabah corona selama ini.

Sebab, selain jurnalis, pihak berwenang China juga sempat menahan sekelompok dokter yang pertama kali mengetahui ancaman virus corona dan berupaya memperingatkannya ke publik. Saat itu, pihak berwenang menganggap para dokter tersebut memicu kegaduhan dengan berita bohong.

Sumber:Cnn indonesia

Artikulli paraprakStaf Khusus Presiden Jokowi “Andi Taufan Garuda Putra” Mengundurkan Diri
Artikulli tjetërCuaca Panas Bisa Membunuh Virus Corona?