Beranda News SMPN 2 Margasari Tegal Dorong Prestasi Siswa Lewat Literasi dan Bedah Buku

SMPN 2 Margasari Tegal Dorong Prestasi Siswa Lewat Literasi dan Bedah Buku

Publikbicara.com — Semangat literasi bergelora di SMP Negeri 2 Margasari, Kabupaten Tegal. Sabtu, 12 April 2025, sekolah yang terletak di Jalan Raya Paku Laut ini menggelar kegiatan bertajuk Pelatihan Peningkatan Literasi dengan subtema

“Kembangkan Prestasi dengan Literasi”. Kegiatan ini menghadirkan penulis sekaligus aktivis demokrasi 1998, AJ Susmana, sebagai narasumber tunggal.

Acara yang dikemas dalam bentuk workshop ini sekaligus menjadi ajang bedah buku Menghadang Kubilai Khan, sebuah novel sejarah karya AJ Susmana yang telah dibedah di berbagai kota.

READ  Warga Hadiahi Bupati Rudy Susmanto Baju Bersejarah Jasinga: Simbol Apresiasi dan Kritik Peduli Sejarah dan Budaya

Elsih Lestari, guru senior SMPN 2 Margasari yang juga menjadi pemandu kegiatan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini diikuti sekitar 30 peserta pilihan, termasuk dua siswa aktif dalam kegiatan jurnalistik sekolah.

Menariknya, AJ Susmana merupakan mantan murid Ibu Elsih ketika masih mengajar di SMP Kristen 7 Pedan, Klaten.

Kepala SMPN 2 Margasari, Muhammad Muslimin, berharap melalui pelatihan ini siswa dapat lebih serius mengembangkan kemampuan literasi.

READ  Warga Hadiahi Bupati Rudy Susmanto Baju Bersejarah Jasinga: Simbol Apresiasi dan Kritik Peduli Sejarah dan Budaya

“Kami sudah lama membudayakan literasi di sekolah, lewat majalah Aksiroma dan program Sabtu Membaca,” ujarnya.

Dalam workshop yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00, AJ Susmana membuka sesi dengan mengenang masa-masa sekolahnya.

Ia membagikan pengalaman menulis geguritan saat menjadi siswa Ibu Elsih sebuah awal yang membentuk keberaniannya dalam menulis.

READ  Riuh Rasa Syukur di Tepi Kali Gedung Kesenian: Bupati Bogor, Rudy Susmanto, Apresiasi DPD KNPI

“Dalam menulis, keberanian adalah kunci. Jangan takut salah. Yang penting, tulisan kita tidak menyerang SARA,” pesannya.

Ia juga menyarankan agar siswa membiasakan diri menulis buku harian. “Itu bisa menjadi gudang ide dan melatih disiplin menulis,” ujarnya, sambil menyebut nama Anne Frank sebagai contoh penulis buku harian yang melegenda.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Para peserta antusias bertanya soal cara mengatasi rasa malas, cara mencari ide, hingga bagaimana menghadapi hambatan saat menulis.

READ  Kebijakan Tarif Global dan Dividen Emiten: Trump Tunda Tarif untuk 56 Negara, Tarif China Naik Jadi 125%

Menjawab soal ide, AJ menyarankan membaca lebih banyak dan mencatat pengalaman pribadi dalam buku harian. Untuk masalah waktu, AJ berpesan agar siswa belajar mengatur waktu dengan disiplin. “Jangan jadi budak waktu,” katanya.

Menariknya, di akhir sesi, peserta ditantang menulis spontan dalam waktu 30 menit. Hasil tulisan itu kemudian dibagikan ke teman terdekat untuk dinilai, apakah layak dibacakan atau tidak.

Hasilnya? Lebih dari separuh peserta berhasil menyelesaikan tulisan. Empat karya dibacakan: satu puisi, satu opini, dan dua cerpen meski satu cerpen dikritisi lebih menyerupai reportase perjalanan.

READ  Nekat Curi Mobil di Siang Bolong, Pelaku Dibekuk Kurang dari 24 Jam

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat literasi bisa tumbuh di mana saja, termasuk di SMPN 2 Margasari.

Sejalan dengan pesan Pramoedya Ananta Toer yang dikutip AJ Susmana: “Menulislah agar namamu tak tenggelam ditelan zaman.”

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakWarga Hadiahi Bupati Rudy Susmanto Baju Bersejarah Jasinga: Simbol Apresiasi dan Kritik Peduli Sejarah dan Budaya
Artikulli tjetërAda Masalah Pelayanan dan Pembiayaan di RSUD? Tunjukan Surat dari Gubernur Dedi Mulyadi: Ini Ulasan Isi Suratnya