Beranda Opini Di Balik Kemewahan Mobil Listrik ada Tantangan Lingkungan yang Perlu Dihadapi

Di Balik Kemewahan Mobil Listrik ada Tantangan Lingkungan yang Perlu Dihadapi

Publikbicara.com – Bicara mobil listrik, tentu sekilas sangat menarik lantaran dianggap ramah lingkungan.

Namun, sebelum kita larut dalam impian mobil listrik yang konon sepenuhnya ramah lingkungan.

Mari kita berselancar lebih dalam ke dalam realitas yang lebih luas tentang mobil listrik ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik telah muncul sebagai jawaban dari tantangan lingkungan.

Baca Juga :  Mengenal Keunggulan dan Kekurangan Mobil Listrik beserta Baterainya

Mobil listrik menjanjikan perjalanan tanpa jejak karbon. Namun, apakah kita telah melihat sisi gelapnya?

Sebelum kita larut dalam impian mobil listrik yang sepenuhnya ramah lingkungan, mari kita tenggelam lebih dalam ke dalam realitas yang tidak terlalu cerah ini.

  1. Sumber Energi yang Meragukan:

Meskipun tidak mengeluarkan asap, mobil listrik hanya bergantung pada kebersihan energi yang diisi ke baterainya.

Baca Juga :  Marak Perampasan Kendaraan di Sekitar Lampu Merah Pomad Bogor Oleh Debt Collector

Di Indonesia, lebih dari 60% listrik berasal dari PLTU batu bara, membuat klaim “nol emisi” ini tampak lebih seperti pindahnya polusi ke cerobong asap pembangkit.

  1. Tinggi Karbon di Balik Layar:

Produksi baterai mobil listrik adalah perjalanan karbon yang intensif.

Contoh terbaiknya adalah Tesla Model 3, yang menghasilkan 4.500 kg CO2 selama pembuatannya, setara dengan emisi sedan konvensional selama 1,4 tahun.

Baca Juga :  Marak Perampasan Kendaraan di Sekitar Lampu Merah Pomad Bogor Oleh Debt Collector

Di Asia, angka ini bisa melejit hingga 7.500 kg CO2, terutama karena pabrik-pabrik yang masih sangat bergantung pada batu bara.

  1. Tambang Mineral dengan Dampak Besar:

Baterai mobil listrik mengandalkan mineral langka seperti lithium dan kobalt, ditambang di negara-negara berkembang dengan biaya lingkungan besar.

Misalnya, di Chile, penambangan lithium telah menguras 65% suplai air bersih di daerah tersebut, mengancam ekosistem dan kesehatan lokal.

Baca Juga :  "Bersama Pemerintah Indonesia: Telegram Diancam Diblokir atas Konten Judi Online"
  1. Daur Ulang yang Sulit:

Ketika baterai mencapai akhir masa pakainya, tantangannya tidak berakhir di sana.

Proses daur ulang baterai lithium memerlukan metode seperti pyrometallurgy atau hydrometallurgy, masing-masing dengan masalah besar seperti konsumsi energi tinggi atau penggunaan bahan kimia beracun.

Tingkat daur ulang saat ini rendah, hanya sekitar 5%, sementara proyeksi 145 juta mobil listrik pada 2030 menambah urgensi penanganan limbah baterai.

Baca Juga :  "Bersama Pemerintah Indonesia: Telegram Diancam Diblokir atas Konten Judi Online"

Ya, mobil listrik memang menawarkan harapan untuk masa depan yang lebih bersih, tetapi realitasnya tidak sejalan dengan impian itu.

Dari sumber energi hingga daur ulang, setiap tahap dalam siklus hidup mobil listrik mempengaruhi lingkungan kita.

Tidak hanya tentang mobil listrik, tentang hal apapun Kita harus tetap kritis dan waspada dalam memahami dan mendukung solusi yang benar-benar berkelanjutan untuk mobilitas masa depan yang hijau.

Dengan terus berinovasi, kita dapat membangun jalan menuju mobil listrik yang benar-benar ramah lingkungan, bukan sekadar impian.

Artikulli paraprakMengenal Keunggulan dan Kekurangan Mobil Listrik beserta Baterainya
Artikulli tjetërIni Nama AnggotaTerpilih DPRD Jawa Barat Dapil 1 (Satu): Lengkap dengan Asal Partai