Publikbicra.com – Di sebuah sudut terpencil Kabupaten Ende, NTT, terjadi tragedi memilukan yang merenggut nyawa satu keluarga utuh.
Tanah longsor, tak pandang bulu, memutus ikatan kehidupan ayah, ibu, dan dua anak,
Ya, satu keluarga tersebut harus harapan-harapan atas masa depan yang belum sempat dijelajahi semasa hidupnya.
Dan Berkut adalah Nama-nama korban satu keluarga yang tertimbun tanah longsor di Kabupaten Ende.
Bernadus Bata, seorang tukang berhati emas, tidak dapat lagi memperbaiki rumah tangganya yang sekarang hanya kenangan.
Hendrika Oka, pedagang tangguh, tak akan lagi menyapa pelanggannya dengan senyuman hangatnya.
Maria Avika Wonga yang sudah sekolah dan Ecan yang masih kecil, harus merelakan masa depan yang tertimbun oleh duka tanah yang amarahnya tak terbendung.
Tak ada yang tahu bagaimana gemuruh tanah jatuh itu terdengar, tapi suara pilu mereka yang tertimbun tanah terpukul keras dalam hati warga sekitar Kabupaten Ende.
Ya, rumah kecil satu keluarga yang tertimbun tanah longsor tersebut terbuat dari gedek dan seng, kini menjadi pemakaman bagi empat jiwa yang tak bersalah.
Namun di balik duka yang menghantui, ada kekuatan solidaritas manusia yang muncul membantu mengevakuasi koran satu keluarga yang tertimbun tanah longsor.
Warga segera merespons, mencoba menyelamatkan apa yang tersisa di tengah korban satu keluarga tesebut.
Dalam kegelapan, mereka pun terus berjuang keras, mencari tanda-tanda kehidupan yang terkubur. Tapi, takdir telah menulis cerita berbeda untuk satu keluarga di Tiwuberu B itu.
Saat ini, jenazah mereka beristirahat di rumah duka, di tengah-tengah tetesan air mata dan doa-doa yang terangkat usai Tragedi satu keluarga tertimbun tanah longsor.
Meskipun kehilangan begitu besar, keluarga dan warga sekitar mencoba mempersembahkan pengabdian terakhir bagi satu keluargayang telah pergi.
Dan menerima musibah tanah longsor sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan manusia di bumi ini.