Publikbicara.com – Di tengah sorotan perdagangan Selasa yang tegang pada 30 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan pergerakan yang menarik. Dengan melemahnya sebesar 10 poin atau 0,06 persen, rupiah berada pada posisi Rp 16.265 per dolar AS.
Kisah ini tidak berdiri sendiri. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) kemarin sore menempatkan rupiah pada angka Rp 16.249 per dolar AS, menggambarkan pola fluktuatif yang telah menjadi pemandangan sehari-hari di pasar global.
Menurut analis dari PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, prospek mata uang rupiah terhadap dolar AS tidak menjanjikan kekuatan pada hari ini.
Dalam risetnya, Ibrahim mengemukakan keyakinannya bahwa rupiah akan mengakhiri hari dengan kelemahan yang tercatat.
Namun, di balik ketidakpastian ini, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen menarik perhatian.
Langkah tersebut dipandang sebagai upaya untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di tengah gejolak pasar. Meskipun demikian, BI tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi di 2024, dengan memproyeksikan kisaran antara 4,7 hingga 5,5 persen.
Dalam penjelasannya, Ibrahim menyoroti bahwa kebijakan BI tidak hanya terfokus pada kebijakan moneternya saja, melainkan juga mencakup sejumlah instrumen kebijakan lainnya.
Dengan demikian, langkah BI untuk menstabilkan nilai tukar tidak hanya bergantung pada suku bunga, tetapi juga pada strategi kebijakan yang komprehensif.
Dengan demikian, perjalanan rupiah di pasar global menjadi cerminan dari kompleksitas dinamika ekonomi dan keuangan global, di mana fluktuasi dan upaya stabilisasi saling bersilangan.