Beranda Kesehatan Fakta Seputar Chikbul Yang Bikin Lambung Bocor

Fakta Seputar Chikbul Yang Bikin Lambung Bocor

JAKARTA,PUBLIKBICARA.COM ‐‐
Kasus ciki ngebul menyita perhatian masyarakat. Simak beberapa fakta penting seputar ciki ngebul yang perlu Anda ketahui.

Per 11 Januari 2023, total ada sebanyak 10 kasus keracunan akibat konsumsi ciki ngebul. Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf menuturkan rata-rata korban masih berusia anak-anak.

“Sampai saat ini kami selalu melakukan pemantauan secara ketat lewat puskesmas dan rumah sakit. Teman-teman di daerah juga sudah mulai bergerak,” kata Anas dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Kamis (12/1).

Berikut beberapa fakta seputar ciki ngebul.

Kronologi Anak di Bekasi Alami Lambung Bocor Usai Konsumsi Ciki Ngebul
1.Tak ada kasus cikbul selama 3 tahun terakhir
Dari data Kementerian Kesehatan, tidak ada laporan kasus keracunan ciki ngebul atau nitrogen cair selama 3 tahun terakhir. Sepanjang 2019, 2020, 2021, tidak ada laporan kasus dan baru 2022 muncul kasus keracunan yang dilaporkan.

Padahal, keberadaan makanan dengan efek asap dari nitrogen cair bukan hal baru. Namun kenapa kasus seperti ini baru ada dan terlapor?

“Ada beberapa hal yang jadi diskusi kami. Nitrogen cair pada jajanan mulai meluas. Dulu cuma di mal besar dan kini meluas ke pedagang kecil bisa menyajikan ciki ngebul,” kata Anas.

Baca Juga :  Kegaduhan di Pelabuhan Sorong: TNI AL dan Brimob Bentrok, Begini Kronologinya! 

2.Kemenkes larang penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji
Kementerian Kesehatan merilis Surat Edaran No. KL. 02.02/C/90/2023 pada 6 Januari 2023 tentang Pengawasan terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji. Salah satu poin yang ditekankan dalam surat ini adalah larangan penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji.

“Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) selain restoran, seperti gerai pangan, jajanan keliling, tidak direkomendasikan menggunakan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang dijual,” imbuh Anas.

Jika terjadi pelanggaran, akan dilakukan pembinaan dan pengawasan.

3.Belum ada penetapan KLB
Hingga kini, kasus keracunan ciki ngebul belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Anas mengatakan penetapan status KLB akan melihat besaran persoalan.

Saat ini, lanjut dia, kasus keracunan terjadi secara sporadis sehingga Kemenkes fokus pada langkah kewaspadaan, edukasi ke masyarakat juga edukasi ke pelaku usaha.

“KLB itu kalau dalam pengertian kami, itu adalah kejadian di mana ada peningkatan kejadian atau kasus dalam kurun waktu tertentu. Kemudian dari yang tadinya tidak ada kasus menjadi ada,” jelasnya.

Penetapan KLB bisa dilakukan di tingkat kabupaten/kota. Jawa Barat saat ini memang menetapkan kasus keracunan ciki ngebul sebagai KLB. Namun secara nasional, masih dilihat perkembangannya.

Baca Juga :  Mengenal Sejarah Pencipta Kalender 7 Hari yang Sering Kita Gunakan

4.Cikbul bahaya untuk kondisi kesehatan tertentu
Orang dengan kondisi kesehatan tertentu sangat disarankan untuk tidak mencoba ciki ngebul. Anas berkata orang dengan masalah pernapasan dan pencernaan rentan mengalami perburukan kondisi akibat konsumsi ciki ngebul.

“Orang sakit [pada] saluran pernapasan. Menghirup udara dingin [dari nitrogen kondisinya] jadi lebih berat. Masalah di saluran pencernaan, kalau kemudian menelan ini tentu [kondisinya] lebih berat,” katanya.

5.Nitrogen sebenarnya tidak berbahaya
Secara umum, nitrogen bukan gas berbahaya. Gas ini tidak berbau, berwarna dan langsung menguap saat berada di suhu ruang. Dalam aturan BPOM, nitrogen disebut sebagai zat penolong dalam dunia pangan terutama untuk pengawetan bahan.

Nitrogen pada pangan pun akan langsung menguap dan hilang tanpa meninggalkan residu pada pangan dan tidak berbahaya.

Akan tetapi, kasus keracunan ciki ngebul ini melibatkan nitrogen cair yang memiliki suhu -196 derajat Celcius. Anas berkata dengan suhu sedingin ini, nitrogen cair saat terkena kulit bisa menimbulkan radang dingin dan luka bakar.

“Kalau terhirup, bisa menimbulkan masalah pernapasan, timbul gangguan di saluran pencernaan kalau tertelan,” katanya.

Para korban keracunan yang rata-rata berusia anak dilaporkan mengalami sejumlah gejala seperti, mual, muntah dan sakit perut.

Sumber : CNN Indonesia

Artikulli paraprakKeutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jumat
Artikulli tjetërViral Emak – Emak Joget di Area Masjid Al Jabbar Bandung, RK : Hargai Tempat Ibadah