Beranda Daerah Warganya “Puntang Panting” di Rumah Sakit Hingga Meninggal Dunia, Kadesnya Malah Cuek

Warganya “Puntang Panting” di Rumah Sakit Hingga Meninggal Dunia, Kadesnya Malah Cuek

Bogor, Publikbicara.com – Seorang anak di bawah lima tahun (Balita) yang diduga menderita gizi buruk dan meningitis di Kampung Cisarua RT 01 RW 07, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor dikabarkan meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang. Yang lebih memperihatinkan keluarga korban yang kurang mampu itu luput dari dari perhatian Pemerintah desa setempat.

Menurut informasi, almarhumah balita perempuan berusia 2 tahun tersebut merupakan anak ke 3 dari pasangan Waludin (37) dan Wati (35).

“Setelah di rawat, anak saya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di RSUD Leuwiliang pada, Jumat 22 April 2020, kemudian kami bawa pulang dengan menggunakan mobil losbak (Mobil bak terbuka) tidak menggunakan mobil ambulance, dan kami sudah mengikhlaskannya,” ungkap Waludin kepada wartawan pada, Minggu (24/04/2022).

Menurut Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kecamatan Cigudeg Usup mengatakan, dirinya sempat membawa balita tersebut ke RSUD Leuwiliang pada, Kamis, 14 April 2022 lalu agar balita tersebut mendapatkan penanganan medis dan sempat dirawat selama sembilan hari.

Baca Juga :  Pandangan Baru Mendikbud: Konon Aturan Baru Terkait Seragam Sekolah 2024 Membangun Identitas Bersama

“Kami sudah berupaya baik dengan bidan desa maupun dengan pihak RSUD Leuwiliang untuk menyelamatkan anak tersebut,” katanya.

Tetapi, saat di RSUD Leuwiliang, Usup mengaku, sempat kesulitan untuk berkomunikasi dengan kepala desa maupun dengan sekertaris desa (Sekdes) perihal ada anak warga yang meninggal dunia di rumah sakit, bahkan sampai saat ini dirinya belum juga berkomunikasi dengan Kades maupun Sekdes.

“Waktu di rumah sakit, TPID minta menghubungi Sekdes ataupun Kades untuk bertanya, apakah betul anak tersebut merupakan warganya. Kami mempertanyakan ada warga yang sedang di rawat di rumah sakit tetapi kok Sekdes maupun Kadesnya tidak mengetahui,” cetusnya.

Di tempat yang sama, Ketua RT 01 RW 07 Pardi mengaku, belum melaporkan kepada sekdes maupun kades karena sulit dihubungi.

Baca Juga :  Penampakan Baru Putri Ridwan Kamil Tanpa Hijab Saat Lebaran di Newcastle Inggris

“Bahkan rumah kepala desa nya saja saya tidak tau ada dimana, karena saya baru menjabat sebagai ketua RT 3 bulan lalu menggantikan ketua RT sebelumnya yang diganti karena tidak mau di vaksin,” katanya.

Menanggapi hal itu, Sekdes Banyuresmi Riski Abdilah Akbar membenarkan hal tersebut. bahkan di wilayahnya terdapat sekitar 5 orang pasien penderita gizi buruk.

“Tetapi ini sudah terjadi, nanti akan kita santuni, memang belum kita santuni karena menunggu perintah dari atasan (Kades),” kata Sekdes.

Riski menyebut, bahwa kepala desanya memang belum memiliki rumah dan masih mengontrak diluar desa, yakni di wilayah Kecamatan Leuwiliang.

“Ngantornya kadang-kadang, kalau ada yang perlu dikomunikasikan paling bampernya saya, jadi kadang ketika saya butuh (Menghubungi Kades) pun sulit,” ucapnya.

Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Desa Banyuresmi, Dena Suryani belum memberikan tanggapan. (Fex)

Artikulli paraprakPramuka Kota Bogor Juara Umum Lomba Kaligrafi dan Miniatur Masjid Tingkat Jabar
Artikulli tjetërBalita Gizi Buruk Meninggal Kadesnya Cuek, Aktivis Bogor Barat Geram