Beranda Daerah Rizal Ramli Bertemu Budayawan Sunda, Bahas Kujang Hingga Diminta Nyapres 2024

Rizal Ramli Bertemu Budayawan Sunda, Bahas Kujang Hingga Diminta Nyapres 2024

Bogor, Publikbicara.com – Mantan Menko Ekuin era Presiden Gusdur, Rizal Ramli berkumpul bersama para Budayawan Sunda di Saung Kujang Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat bahas kujang hingga didorong untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia pada 2024 mendatang.

Ekonom Senior itu menjawab seandainya dia menjadi presiden RI hingga pergerakan di tanah sunda.

“Saya dari sejak usia 6 tahun di Bogor, saya yatim piatu tinggal bersama nenek. Kemudian pada saat mahasiswa di ITB, otak saya hati saya enggak terima kenapa bangsa Indonesia yang sangat kaya raya sumber alamnya, air banyak mata air banyak kok mayoritas masyarakatnya itu gembel. 40 persen enggak pernah menikmati arti kemerdekaan,” ujar Rizal Ramli kepada wartawan pada, Sabtu (01/01/2022).

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu menyebut, tanah Pasundan tak lepas dari historisch lot yang menjadi penggerak para tokoh kemerdekaan dibandingkan kota lain. Seperti Tirto Adhisuryo, Tjipto Mangunkusumo, Ki Hadjar Dewantara, Soeryopranoto, Douwes Dekker, Sosrokartono, Abdul Muis, Hatta, Sukarno, Natsir dan Sutan Sjahrir.

“Saya menjadi teringat oleh pepatah bijak bahwa kalau tanah Pasundan aman, Indonesia aman.
Kalau tanah Pasundan aman nusantara pasti aman, kalau tanah Pasundan damai, nusantara pasti damai, kalau tanah Pasundan makmur insya allah rakyat Indonesia makmur,” imbuh RR di depan para Budayawan.

Rizal melanjutkan, perjuangan itu bisa dimulai dari tanah Pasundan mengubah Indonesia agar berkah Allah dalam sumber daya alam dan lain-lain bisa digunakan untuk kemakmuran bangsa.

Baca Juga :  Ribuan Suku Baduy Turun Gunung Bawa Hasil Panen Dalam Ritual Seba

“Kami mulai dari tanah pasundan kami mulai dari Bogor, kita akan ubah Indonesia lebih adil dan makmur,” jelasnya.

RR mengungkapkan kehadirnnya berkumpul bersama budayawan di tempat pembuat kujang Abah Wahyu Affandi Suradinata. Menurutnya, kujang bukan hanya memiliki artian senjata tradisional tetapi nilai sakral untuk menguji diri manusia sendiri. Untuk tetap mengingat tuhan dengan kata dan tindakan. Manusia tidak boleh berbohong sama gusti allah dan kepada insan manusia.

“Saya senang sekali karena budaya pasundan ini sangat halus dan damai. Tiasa nyarios (bisa berbahasa) Sunda walapun tidak terlalu halus. Bahasa Bogor. Karena budaya sunda ini satu suka hereui suka banyol, santai tapi serius,” ungkapnya.

Untuk itu, dirinya kagum dan mengapresiasi Abah Wahyu Kujang yang sejak dekade 1990an melestarikan kujang sebagai warisan budaya masyarakat Sunda.

“Kujang sendiri mempunyai ikatan historis dan kebudayaan dengan tanah Sunda. Mempunyai makna dan simbol kebudayaan yang kuat. Kujang juga merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak, kebenaran dan keadilan,” singgung RR.

Rizal mengatakan, Sunda sendiri memiliki filosofi happy go lucky. Jadi orang sunda itu di mana-mana selalu gembira, selalu membawa rezeki dan berkah. Karena dia memberikan kegembiraan sama diri dia sendiri sama lingkungannya, sehingga rezeki berkah dan disenangi sama orang-orang.

Baca Juga :  Kesalahan Penulisan Kuasa Hukum KPU Memicu Teguran di Sidang MK PHPU Pileg 2024

“Masyarakat Sunda ini tidak terlalu feodal ya egalitet. Dan tidak suka ketidakadilan. Nah ini penting, karena kadang-kadang kalau kita terlalu rasional, otak kanan kita tidak kita isi dengan seni dengan kreatifitas dan inovasi itu sudah untuk suatu bangsa buat maju. Jadi saya berterimakasih dibesarkan dididik di tanah Pasundan,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Seniman Kujang, Abah Wahyu Affandi menuturkan, kedatangan Rizal Ramli merupakan bentuk kepedulian terhadap budaya sunda. Beliau datang bersama sahabat karibnya Yongki Cakra Buana, yang merupakan pemegang kujang dan membangun saung kujang pajajaran.

“Tadi ada dialog yang curhat keinginan ke depan,dan pak Rizal Ramli adalah orang yang independen berbicara kritikan terhadap pemerintah sekarang, itu adalah kejujuran beliau selama ini yang tidak ingin melihat rakyatnya terlalu lama menderita,” ungkapnya.

Abah Wahyu mengaku tidak khawatir dengan perjuangan budaya Sunda. Karena setiap orang yang terpanggil jiwa seni sundanya itu mulai tumbuh dengan sendirinya. Perlu ada perhatian khusus kepada para budayawan yang melestarikan budaya.

“Kadang-kadang tidak ada bantuan dari pemerintah, tetapi mereka jalan, ada kongres budayawan di Jawa Barat mereka mengeluh, bukan meminta, kenapa sampai hari itu tidak ada bantuan dari pemerintah baik tingkat provinsi baik tingkat pusat. Walaupun ada hanya satu event saja. Tapi pelaku seni di bawah belum tersentuh,” pungkasnya. (*) Fex

Artikulli paraprakDitinggal Liburan Tahun Baru, Dua Rumah di Dramaga Terbakar
Artikulli tjetërTPK Desa Harkat Jaya Geram, Dana Pembangunan DD dipotong Kades