Beranda Daerah Pemkab Bogor Tidak Serius Menangani Korban Pengungsian Bencana Alam

Pemkab Bogor Tidak Serius Menangani Korban Pengungsian Bencana Alam

Cibinong — Bertempat di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Bogor terungkap beberapa masalah terkait penanganan korban bencana alam yang hingga hari ini terhitung sudah memasuki hari ke 90 pasca bencana dahsyat 1 Januari 2020 di beberapa kecamatan se Kabupaten Bogor.

Melihat kondisi terkini, memang masih sama seperti awal terjadinya bencana, masyarakat terdampak bencana alam masih hidup di tenda-tenda pengungsian sementara yang jauh dari kata layak, sesuai data yang ada seharusnya ada 1442 huntara yang diperbaiki dan 3598 Huntap yang dibangun, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka masih terus berharap uluran bantuan dari para relawan.

Dalam rapat pembahasan perubahan anggaran parsial yang sudah ditetapkan pada tanggal 28 Februari 2020, Aan Triana Al Muharom, Salah satu anggota badan Anggaran DPRD yang juga politisi Partai Golkar bersuara lantang mempertanyakan niat baik pemerintah Kabupaten Bogor terkait langkah penanganan korban bencana alam.

“Saya ingat tanggal 14 Februari 2020, kita pernah mengadakan rapat gabungan antara Komisi III, Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor dan beberapa SKPD terkait, yang hadir saat itu ada dari BPBD, Dinsos, Dinkes dan DPKPP yang membahas anggaran perubahan parsial terkait penanganan korban bencana alam termasuk pembangunan huntara dan huntap.” Ungkap Aan.

Baca Juga :  Penetapan Capres-Cawapres Terpilih Segera Dilakukan Usai Putusan MK: Prabowo-Gibran Akan Segera Dilantik

“Tetapi ketika melihat hasil perubahan anggaran parsial yang hari ini disajikan, tidak ada sama sekali anggaran tersebut yang kemarin sudah dibahas dan disepakati bersama, ada niat dari para penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Bogor untuk maksimal membantu saudara-saudara kita di pengungsian. Kita sudah sama-sama menekan ego untuk ayo duduk bersama membahas hal ini, tapi kalau begini caranya, ini sama saja ngajak kucing-kucingan, boleh saja saya berasumsi ada unsur politisi yang bermain kalau begini caranya.” Lanjut wakil ketua Komisi III ini.

Aan juga khawatir ditengan mewabahnya virus COVID-19 ini, ketika Pemkab Bogor lengah mengawasi dan entah dari mana virus itu menjangkit di pengungsian, betapa mirisnya keadaan mereka.

“Cuaca hari ini sangat tidak menentu, hujan dan panas terus berlangsung di sana, coba bayangkan keadaan yang mereka hadapi saat ini, ayo kita semua coba berfikir jernih, kita disini dan di rumah masing-masing bisa enak walaupun harus banyak berdiam diri di rumah, coba mereka disana? Rumah sudah hancur, pembangunan huntap dan huntara tidak jelas kapan.” Tutur Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini.

Baca Juga :  Mengenang Perjalana Sang Pendiri Mustika Ratu : Mooryati Soedibyo, Pionir Industri Kosmetik Herbal Indonesia

Aan menutup statementnya dengan kembali mempertanyakan hasil rekomendasi terkait anggaran pembangunan Huntara dan Huntap korban pengungsian yang tidak ditemukan diperubahan parsial 1 ini.

“Saya secara pribadi kecewa dan sangat prihatin, hasil rekomendasi rapat gabungan Komisi III dan IV seperti diacuhkan ketika hasil perubahan parsial 1 ternyata tidak terdapat anggaran untuk pembangunan huntap dan huntara yang sangat didambakan oleh saudara-saudara kita korban bencana alam, walaupun tadi setelah melalui perdebatan panjang, hal ini akan dibahas pada pembahasan parsial tahap kedua Jumat ini dan membuat saya menyimpulkan bahwa Penyelenggara Pemerintah Kabupaten Bogor tidak serius menangani korban bencana alam.” tutup Aan.

(Tom’s/Cep Rendra)

Artikulli paraprakSandal Kalong II Bertahan di Tengah Gempuran Persaingan
Artikulli tjetërPemdes Sukamaju Kompak Bersama Jajarannya Putus Mata Rantai Covid-19