Beranda Daerah Aan : Stadion Pakansari Dibangun Bukan Untuk Rapid Test Corona.

Aan : Stadion Pakansari Dibangun Bukan Untuk Rapid Test Corona.

Cibinong–Rencana gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk melakukan rapid test corona Covid-19 di stadion Pakansari yang direncanakan di gelar besok, 24 Maret 2020 terus mendapat penolakan dari berbagai kalangan, pasalnya test ini akan mengumpulkan Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari Kota Bogor, Kota Depok dan Kabupaten Bogor dalam satu lokasi.

Aan Triana Al Muharom, Wakil Ketua komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Ketika ditemui di kantor DPRD Kabupaten Bogor di kawasan pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor, Cibinong (23/3) dengan lantang menyatakan penolakannya dan mempertanyakan metode dan konsep Gubernur Jawa Barat dalam melakukan rapid test corona.

“Apa dasarnya Gubernur Jawa Barat memaksakan diri untuk mengumpulkan ODP dan PDP Corona untuk di test di stadion Pakansari?, saya sudah baca prosedur penanganan dan test massal corona yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan tertanggal 20 Maret 2020 dan jika ini dilakukan ditempat umum seperti stadion pakansari sangat rawan potensi paparan virus corona.” Ujar Aan.

Baca Juga :  Nahloh! Usai Agustus ASN Akan Dipindahkan Ke-IKN : Ini Kata Basuki Hadimuljono

“Betul memang rapid test atau test massal ini perlu dilakukan, tapi kenapa harus di Stadion Pakansari? Stadion ini dibangun murni dari hasil APBD alias uang rakyat, dan bukan pada peruntukannya untuk kegiatan seperti itu, karena walaupun dengan konsep yang dipaparkan Gubernur Jawa Barat dengan drive thru atau apalah tetap saja ada potensi membahayakan, tingkat kedisiplinan dan kesadaran masyarakat kita harus disadari masih lemah.” tegas Politisi Partai Golkar ini.

Aan juga mengapresiasi sikap Ketua DPRD dan Bupati Bogor yang menolak stadion Pakansari sebagai tempat dilaksanakannya rapid test ini.

“Sudah benar dan tepat itu, harus ditolak, kami tidak mau kenyamanan masyarakat yang akan menggunakan stadion Pakansari jadi terganggu, ini salah satu simbol Kabupaten Bogor yang tidak pas jika digunakan untuk hal seperti ini, apalagi ODP dan PDP ini akan datang dari berbagai arah dan sangat berbahaya mulai dari jalur yang dilintasi dan juga buat warga sekitaran Cibinong yang menjadi kecamatan terpadat di Kabupaten Bogor ini”. sambung Wakil Ketua Komisi III ini.

Baca Juga :  Warga Bergotong-royong Hadapi Amblasnya Jalan di Curug Bitung: Harapan Untuk Respons Pemerintah yang Terkesan Tutup Mata

“Kan bisa ada pola yang lebih aman, seperti door to door dengan mendatangi ODP dan PDP ini satu persatu, kerahkan petugas yang bisa dibantu dengan puskesmas-puskesmas atau RSUD yang ada dengan APD lengkap kerumah-rumah mereka sekaligus lakukan penyemprotan disinfektan disana dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk tetap waspada dengan prosedur tepat pencegahan penyebaran corona, Jawa Barat kan sudah punya peta sebaran corona, ya tinggal manfaatkan saja data yang ada untuk mengerahkan team ke titik-titik tersebut.” Saran Aan.

Menutup pembicaraan, Aan tidak lupa memberikan apresiasi dan motivasi kepada para petugas medis Kabupaten Bogor yang sudah berjuang di garda terdepan dalam melawan corona.

“Apresiasi dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada para petugas medis yang bekerja siang dan malam di semua wilayah Kabupaten Bogor walaupun hingga saat ini harus diakui masih menggunakan peralatan seadanya, tetap semangat dan terus berhati-hati dan waspada dalam menjalankan tugas mulia ini,”

(Cep Rendra/Toms)

Artikulli paraprakPemprov DKI Keluarkan Dana Rp.53M Untuk Penyemprotan Disinfektan
Artikulli tjetërAbi Cancer”Wiro Sableng” Meninggal Dunia