Beranda Daerah 100 KK Warga Nagrog Tinggalkan Rumah Akibat Banjir Sungai Cijati

100 KK Warga Nagrog Tinggalkan Rumah Akibat Banjir Sungai Cijati

KEMANG-Sebanyak 100 kepala keluarga (KK) warga Kampung Nagrog RT 06/08, Desa Tegal kini harus meninggalkan rumah mereka, akibat dilanda banjir karena luapan sungai Cijati.

Tak hanya di Kemang, banjir juga melanda tiga desa di Kecamatan Ciseeng akibat luapan Kali Cibeuteung. Tiga desa tersebut yakni Desa Babakan, Cibeuteung Udik dan Cibeuteung Muara.

Sekdes Tegal, Ahmad Zaenudin membenarkan data tersebut. Ia menceritakan kronologi kejadian banjir yang merendam rumah ratusan warganya itu.

Katanya, air mulai meluap sejak pukul 00.00 WIB, karena hujan terus mengguyur sejak Sabtu (29/2/2020).

Alhasil, banjir pun melanda dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa.

Tidak hanya merendam rumah, banjir juga menutup akses jalan ke arah Desa.

“Air mulai meluap dan masuk ke kampung magrib, karena sejak sore diguyur hujan deras yang berlangsung cukup lama sekitar 6 jam,” katanya kepada Radar Bogor, Minggu (1/3/2020).

Baca Juga :  Warga Bergotong-royong Hadapi Amblasnya Jalan di Curug Bitung: Harapan Untuk Respons Pemerintah yang Terkesan Tutup Mata

Ia juga mengatakan, air meluap berasal dari aliran sungai Cijati tepatnya di Kampung Nagrog yang mengakibatkan terendamnya jalan penghubung desa dan puluhan rumah.

“Total ada 100 KK yang terdampak banjir di Desa Tegal, untuk di kampung Nagrog ada 20 KK dan diperumahan ada 80 KK. Mengenai kerugian belum kita perkirakan masih mendata terlebih dahulu,” tambahnya.

Senada, TRC Kabupaten Bogor, Eso Sudarso mengaku, bahwa kejadian begitu cepat dan air berasal dari luapan sungai Cijati.

“Sementara sudah kita lakukan evakuasi dan selanjutnya tinggal pembersihan mendata jumlah warga yang terdampak,” cetusnya.

Sementara itu, salah satu Anggota DPRD Kabupaten Bogor Komisi II dan juga dapil 4 Bogor Utara menjelaskan, banjir yang terjadi di Desa Tegal, Kecamatan Kemang disebabkan beberapa hal, salah satunya perilaku kebiasaan buang sampah, maupun adanya penyempitan di bantaran sungai Cijati.

Baca Juga :  Kesal Dengan Iklan di Browser HP Anda? Ini Tips Menyingkirkan Iklan di Layar HP

“Berkurangnya areal resapan air yang mungkin salah satunya semakin padatnya hunian menjadi penyebab banjir juga, dan pemkab harus segera menindaklanjuti dampak yang diakibatkan banjir tersebut,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, akan mendorong Pemda untuk melakukan evaluasi atau tinjau ulang terhadap perizinan pemukiman yang sudah dikeluarkan, inventaris permasalahan yg terkait dengan aliran sungai.

“Banjir juga terjadi di Ciseeng, Parung, bahkan ratusan ribu benih ikan hilang terbawa arus air ke Cisadane dan Pemda harus menyiapkan dana bencana khusus pengganti para petani ikan yg terkena musibah banjir,” pungkasnya.

Sumber : Radar bogor

Artikulli paraprakJalan Manunggal Amblas dan Retak
Artikulli tjetër2 WNI Positif Corona dan Tinggal di Studio Alam Depok