Publikbicara.com – Sejarah geology di Indonesia menyimpan banyak kisah menarik, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Jonathan Rigg, seorang warga keturunan Inggris yang bekerja untuk kolonial Hindia Belanda.
Pada tahun 1838, Rigg menulis sebuah buku berjudul Geology of Jasinga, yang berisi seketsa geologi wilayah Jasinga, Bogor, dan Banten.
Buku ini menjadi salah satu catatan penting tentang kondisi alam dan kandungan geology di kawasan tersebut pada abad ke-19.
Latar Belakang Penelitian Jonathan Rigg:
Jonathan Rigg bukan hanya seorang penulis, tetapi juga seorang juragan tanah yang aktif dalam eksplorasi geologi di Hindia Belanda.

Dalam bukunya, ia mencatat berbagai temuan geologi yang menarik, terutama terkait keberadaan batuan granit di daerah Jasinga dan sekitarnya.
Penelitian ini bermula dari laporan Tn. Horner pada tahun 1836 yang menemukan granit di Sungai Chi-madur dan Chiara di pantai selatan Banten.
Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa granit juga dapat ditemukan di wilayah pegunungan selatan Jasinga.
Eksplorasi Geologi di Jasinga dan Sekitarnya;
Jonathan Rigg mencatat bahwa eksplorasi geologi dilakukan secara bertahap.
Pada Desember 1837, spesimen batuan ditemukan di Chiberrum, di bagian barat Gunung Gede.
Kemudian, pada Februari tahun berikutnya, pengamatan lebih lanjut dilakukan di Chimangeunteung, yang terletak di sisi selatan gunung yang sama.

Namun, pencarian granit secara sistematis baru dilakukan pada 16 Juli 1838, ketika kondisi cuaca memungkinkan eksplorasi lebih lanjut.
Eksplorasi ini dimulai dari Kampung Chisusu, di barat daya Gunung Gede, dengan menelusuri Sungai Chimangeunteung hingga muara Chiserua.
Sungai ini memiliki jalur yang cukup unik, mengalir melalui lembah curam di antara Gunung Gede dan Gunung Limbung.
Sepanjang perjalanan, ditemukan berbagai jenis batuan, termasuk sekis hitam, batu kapur, trakit, serta blok besar batuan vulkanik.
Temuan Menarik dalam Buku Geology of Jasinga;

Salah satu temuan penting yang dicatat oleh Rigg adalah adanya blok granit besar yang terbelah oleh lapisan trakit padat setebal sekitar 8 inci.
Hal ini menunjukkan bahwa batuan ini mengalami proses geologi yang kompleks, termasuk tekanan dan pergeseran lempeng bumi.
Selain itu, di daerah Chiserua ditemukan lapisan batuan putih lunak setebal lebih dari 12 kaki yang berada di antara sekis hitam, mengindikasikan adanya aktivitas geologi yang berbeda dari daerah sekitarnya.
Saat eksplorasi berlanjut ke bagian atas Chimangeunteung, ditemukan batuan vulkanik dengan berbagai posisi di dasar sungai.
Beberapa batuan menunjukkan gejala pembusukan, sementara yang lain tetap kokoh. Temuan ini memberikan wawasan tentang dinamika geologi kawasan Jasinga yang unik dan beragam.

Pentingnya Catatan Geologi Abad ke-19:
Buku Geology of Jasinga karya Jonathan Rigg merupakan salah satu catatan awal tentang kondisi geologi di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Meski ditulis lebih dari satu abad yang lalu, informasi yang terkandung di dalamnya tetap relevan dalam memahami sejarah geologi Indonesia.
Studi seperti ini dapat menjadi referensi bagi peneliti modern dalam menggali lebih dalam mengenai struktur tanah dan potensi geologi di wilayah tersebut.
Eksplorasi geologi seperti yang dilakukan Rigg membuktikan bahwa Jasinga dan daerah sekitarnya memiliki kekayaan alam yang luar biasa.
Dari batuan granit hingga formasi vulkanik, kawasan ini menyimpan sejarah geologi yang menarik untuk terus dipelajari.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













