Publikbicara.com – Gerakan strategis dari partai-partai non parlemen di Kabupaten Bogor menunjukkan tekad kuat untuk menghindari kemungkinan munculnya kotak kosong dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor 2024.
Mereka secara resmi mengumumkan dukungan mereka untuk Jaro Ade sebagai calon Bupati Bogor, memastikan bahwa pertarungan politik di wilayah ini akan berlangsung dengan sengit.
Dukungan ini diperkuat oleh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian gugatan dari Partai Buruh dan Partai Gelora terkait Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Keputusan MK tersebut menjadi angin segar bagi partai politik non parlemen, karena membuka peluang bagi mereka untuk mengusung calon kepala daerah meskipun tanpa kursi di DPRD.
Putusan MK nomor 60/PUU-XXII/2024 yang dibacakan pada Selasa, 20 Agustus 2024, menyatakan Pasal 40 ayat (3) UU Pilkada inkonstitusional, memberikan kekuatan baru bagi partai-partai kecil.
“Keputusan MK ini merupakan berkah besar bagi kami,” ujar Muallim Daud, Ketua Koalisi Partai Non Parlemen Kabupaten Bogor, dalam pernyataannya pada Senin, 26 Agustus 2024.
Koalisi ini, yang terdiri dari PSI, Hanura, Perindo, Gelora, Buruh, PBB, Ummat, Garuda, dan Prima, berhasil mengumpulkan lebih dari 8% suara sah, melampaui syarat minimal 6,5% yang ditetapkan oleh MK dan PKPU untuk mengusung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor.
Dengan kekuatan ini, koalisi sepakat untuk mengusung Jaro Ade sebagai calon Bupati Bogor, dengan nama calon Wakil Bupati yang akan segera diumumkan dan didaftarkan ke KPU.
Menanggapi isu yang beredar terkait rencana melawan kotak kosong dengan menjegal Jaro Ade, Muallim Daud dengan tegas menyatakan bahwa koalisinya siap melawan segala upaya tersebut.
“Kami yakin konstelasi politik saat ini akan menggagalkan rencana melawan kotak kosong,” tegasnya.
Dengan dinamika politik yang terus berkembang, kehadiran Jaro Ade sebagai calon kuat dari koalisi partai non parlemen ini diperkirakan akan membawa persaingan yang lebih seru dan menarik dalam Pilbup Bogor 2024.
Persiapan dan strategi dari kedua kubu, baik yang mendukung maupun yang berupaya menjegal, akan menjadi perhatian utama dalam bulan-bulan ,menjelang pemilihan.***