Beranda News Laba Bersih MAPA Anjlok 32% di 4Q24, FY24 di Bawah Ekspektasi

Laba Bersih MAPA Anjlok 32% di 4Q24, FY24 di Bawah Ekspektasi

Publikbicara.com– PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) mencatatkan kinerja keuangan yang menantang pada kuartal keempat tahun 2024 (4Q24), dengan laba bersih merosot 32% secara tahunan (YoY) menjadi Rp252 miliar.

Penurunan signifikan ini juga terjadi secara kuartalan (51% QoQ), membuat total laba bersih sepanjang FY24 turun menjadi Rp1,3 triliun (-3% YoY), lebih rendah dari ekspektasi konsensus (91% dari estimasi FY24F).

Meskipun demikian, pendapatan MAPA tetap tumbuh positif sebesar 20% YoY dan 5% QoQ pada 4Q24, dengan pertumbuhan tahunan 27% YoY yang masih sesuai dengan proyeksi konsensus.

READ  Sudaryono, Anak Petani yang Kini Jadi Wamentan, Bagikan Kisah Inspiratif di "30 Menit Bersama Kabinet Merah Putih"

Faktor Penyebab Penurunan Laba:

1. Margin Laba Kotor Tergerus

MAPA mengalami penurunan margin laba kotor yang sudah terlihat sejak 2Q24, seiring dengan normalisasi dari high-base FY23.

Pada 4Q24, margin laba kotor turun menjadi 45,1% (-302 bps YoY, -149 bps QoQ), yang berdampak pada turunnya margin laba usaha menjadi 12,3% (-235 bps YoY, -216 bps QoQ).

READ  ASEAN Kompak Hadapi Trump! Presiden Prabowo Bahas Langkah Respons AS Bersama Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei

Sepanjang FY24, margin laba usaha MAPA juga terkoreksi menjadi 12,5% (-246 bps YoY), meskipun masih dalam ekspektasi konsensus (99% dari estimasi FY24F).

2. Rugi Kurs Rp47 Miliar

MAPA mencatat kerugian kurs sebesar Rp47 miliar pada 4Q24, berbanding terbalik dengan keuntungan kurs Rp6 miliar pada 4Q23 dan Rp59 miliar pada 3Q24.

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS menjadi faktor utama, terutama dari utang usaha (trade payables) MAPA kepada supplier dalam mata uang asing.

READ  ASEAN Kompak Hadapi Trump! Presiden Prabowo Bahas Langkah Respons AS Bersama Malaysia, Singapura, Filipina, dan Brunei

3. Pendapatan Tumbuh di Seluruh Segmen Geografis

Di sisi positif, pendapatan MAPA tetap tumbuh di hampir semua wilayah operasionalnya.

Indonesia dan Filipina mencatat kenaikan masing-masing 20% YoY, dengan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan MAPA (73% dari Indonesia, 14% dari Filipina).

Namun, Singapura dan Vietnam mengalami sedikit penurunan secara tahunan.

READ  Otonomi Daerah dan Nasib Warisan Sejarah Jasinga yang Terabaikan

Kesimpulan: Meskipun pendapatan MAPA terus bertumbuh, penurunan margin laba dan dampak kurs menekan kinerja laba bersih pada 4Q24.

Dengan kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, investor akan mencermati strategi MAPA dalam menjaga profitabilitas di tahun mendatang.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakSudaryono, Anak Petani yang Kini Jadi Wamentan, Bagikan Kisah Inspiratif di “30 Menit Bersama Kabinet Merah Putih”
Artikulli tjetërTidak Banyak Orang Tahu: Tahun 1860an Sebuah Kamus Bahasa Sunda-Inggris Karya Jonathan Rigg Dibuat di Jasinga – Bogor