Publikbicara.com – Tahu kah Anda, bahwa Programnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal adalah salah satu solusi strategis untuk mengatasi masalah gizi pada balita dan mencegah stunting.
Di mana, PMT ini tidak hanya sekadar memberikan makanan tambahan, tetapi juga mencakup edukasi menyeluruh, penyuluhan, dan konseling mengenai gizi serta kesehatan bagi Balita dan Ibu Hamil.
Namun tahu kah Anda, pelaksanaan Program PMT di Kabupaten Bogor tahun anggaran 2024 patut dipertanyakan.
Apakah Program PMT tersebut berjalan dengan baik atau terkendala berbagai hal berdasarkan dinamika sosial di Kabupaten Bogor yang cukup luas, patut dipertanyakan.
Pasalnya, berdasarkan penelitian tim, di Wilayah Kabupaten Bogor bagian Barat, pelaksanaan Program PMT tersebut menuai kontroversi.
“Makanannya sedikit, kami gak tahu ini memenuhi standar kriteria gizi atau tidak kami gak tahu.” ungkap salah satu sumber yang memilih untuk tetap anonim. Sabtu, (10/08/2024).
Tidak hanya itu, beragam keluhan pun dirasakan sejumlah pihak tatkala pendistribusian makanan dari Program PMT disalurkan setiap harinya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat sosial budaya Ra Dien, menilai bahwa kelayakan evaluasi patut dilakukan ketika teknis pelaksanaan sebuah program pemerintah yang sejatinya baik, menuai kendala.
“Sudah sepatutnya pihak terkait melakuan sebuah evaluasi jika sebuah program pemberintah menemui kendala dalam pelaksanaannya.” ujar Ra Dien.
Sebab, kata dia, tujuan dari program tersebut atau visi dan misi dari Program PMT lah yang harus di kedepan.
Pasalnya, masih kata dia, program itu untuk mempercepat perubahan perilaku ibu dan keluarga dalam memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan, entah anak ataupun Ibu hamil.
“Intinya gini, setiap program pemerintah yang sejatinya dibiayai oleh urang rakyat, ya harus mengutakmana kepntingan masyarakat.” bebernya.
“Jangan sampai, setiap program pemerintah selalu dikapitalisasi demi kepentingan pribadi satau sekelompok orang tanpa mengindahkan kepentingan penerima manfaat.” tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, Program PMT tersebut diketahui menelan anggaran untuk setiap paket yang diterima senilai Rp. 16.500 per paket untuk balita.
Sementara untuk Ibu Hamil per paket yang diterima Kelompok Penerima Manfaat (KPM) sebesar Rp. 21.500 rupiah.
“Kalau mau dibanding-bandingke dengan program pemeberian makanan bagi lansia yang disalurkan melalui dinas sosial ya jauh.” terangnya.***