Beranda Daerah Mengenal Huma Talun : Percontohannya Masih Bertahan di Baduy

Mengenal Huma Talun : Percontohannya Masih Bertahan di Baduy

Publikbicara.com – Huma Talun adalah sistem pengelolaan pertanian yang masih diterapkan oleh masyarakat adat Suku Sunda.

Beberapa yang masih menggunakan sistem Huma Talun ketika mengolah dan mengurus pertanian yaitu masyarakat adat suku Sunda.

Kata Huma berasal dari bahasa Sunda yang mempunyai arti ladang.

Talun memiliki arti kebun yang menghasilkan buah-buahan dengan usia pohon relatif harus tahan lama.

Baca Juga :  Usai Ungguli Australia, Timnas Indonesia U-23 Tempati Peringkat Kedua Grup A Piala Asia 2024

Ada beberapa sebutan bagi jenis huma, menurut masyarakat Baduy.

Huma yang sudah lama ditinggalkan hingga tumbuh semak disebut reuma, sedangkan huma yang baru saja ditinggalkan disebut jami.

Masyarakat adat percaya bahwa konsep mengurus ladang sangat erat kaitannya dengan sikap dan perilaku manusia.

Masyarakat adat fokus menanam padi. Alasannya karena padi merupakan simbol tanaman yang mulia.

Baca Juga :  indeks Berita

Proses mengolah tanah dengan konsep huma, dipercaya bisa memberikan kesuburan bagi tanah dan menghindari erosi.

Dari proses pengelolaan pertanian dengan cara huma, juga merupakan bagian dari mitigasi bencana.

Orang Sunda jaman dulu sudah pandai memilih tanah agar tanah yang digunakan bukan lahan yang menyebabkan longsor.

Selain memilih tanah, mereka (Suku Sunda) juga membakar tanah untuk ladang dengan alasan agar menghindari kebakaran.

Baca Juga :  DARI PREMAN TERMINAL, SEKDES HINGGA ANGGOTA DPRD PROVINSI JABAR

Sistem pertanian kini masih dipertahankan di Baduy yang tidak mengenal sawah dan cangkul.

Masyarakat Baduy juga tidak menggunakan pupuk kimia dalam mengelola lahan pertanian.

Mereka lebih suka memanfaatkan kulit jeruk, daun mengkudu, dan kotoran ayam untuk dijadikan pupuk.

Alat yang digunakan dalam mengolah tanah di Baduy yaitu tugal, suatu alat yang berfungsi sebagai lubang tanam, yang memiliki panjang 1,5 meter.

Baca Juga :  DARI PREMAN TERMINAL, SEKDES HINGGA ANGGOTA DPRD PROVINSI JABAR

Tanaman utama yang ditanam masyarakat Baduy yaitu padi. Namun, selain padi ada juga yang ditanam seperti sayuran, palawija, dan pohon sengon.

Aturan kepemilikan lahan tanah bisa dipindah tangankan kepada orang lain. Aturan itu bisa berlaku apabila disetujui oleh pemilik sebelumnya, dan diatur dalam musyawarah adat.

Dengan menggunakan teknik Huma Talun, hingga kini masyarakat Baduy tidak pernah mengalami krisis pangan.

Aturan di Baduy sangat jelas, bahwa masyarakat tidak boleh menjual hasil panen. Lumbung padi merupakan simbol kemakmuran bagi masyarakat Baduy.

Artikulli paraprakUsai Ungguli Australia, Timnas Indonesia U-23 Tempati Peringkat Kedua Grup A Piala Asia 2024
Artikulli tjetërPerkuat Kearifan Lokal Melalui Kebijakan dan Pendidikan Sebagai Gerak Pembaharuan : Oleh Ra Dien