Beranda Internasional Lebih Dari 200 Staf PBB di Suriah Terinfeksi Corona

Lebih Dari 200 Staf PBB di Suriah Terinfeksi Corona

JAKARTA – Lebih dari 200 anggota staf PBB di Suriah terinfeksi virus corona saat badan dunia tersebut meningkatkan rencana untuk memperbaiki penyebaran cepat pandemi di negara itu, menurut petugas medis dan pejabat PBB.

Koordinator Residen dan Koordinator Kemanusiaan PBB di Suriah, Imran Riza, mengatakan kepada kepala badan PBB, melalui surat yang dikirim kepada staf, bahwa PBB berada pada tahap akhir fasilitas medis untuk pengobatan COVID-19.

“Lebih dari 200 kasus dilaporkan di kalangan anggota staf PBB, beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit dan tiga anggota dievakuasi secara medis,” kata pejabat tinggi PBB di Suriah dalam surat tersebut, Senin (7/9/2020), yang dibocorkan ke Reuters dari anggota staf yang terinfeksi.

Baca Juga :  Wonderkid Real Madrid, Endrick, Resmi Menikah dengan Model Gabriely Mirandy

Dikutip dari portal berita radio rri.co.id, para petugas kemanusiaan dan medis menyebutkan jumlah kasus yang sebenarnya lebih tinggi, termasuk ratusan anggota staf yang dipekerjakan oleh mitra LSM yang bekerja untuk belasan badan PBB, yang memberikan bantuan kemanusiaan negara tersebut.

Menurut Riza, terjadi lonjakan infeksi sepuluh kali lipat di Suriah dalam dua bulan sejak terakhir kali memberi tahu staf.

Ia mengungkapkan pada data Kementerian Kesehatan, yang menyebutkan terdapat 3.171 kasus dan 134 kematian sejak kasus pertama COVID-19 dilaporkan pada 23 Maret.

“Situasi epidemiologi di seluruh negara itu berubah drastis,” kata Riza.

Pekerja bantuan dan medis yang berbasis di Damaskus bayangan skeptis data resmi. Mereka menuduh otoritas menutup-nutupi keadaan sebenarnya.

Baca Juga :  KPAI Usut Dugaan Perundungan di Binus School Meski Tanpa Laporan Resmi

Otoritas menepis tuduhan tersebut, namun mengakui bahwa tes COVID-19 memang terbatas.

PBB menyampaikan keprihatinan mengenai penyebaran virus corona di negara itu, yang infrastrukturnya dalam bidang kesehatan telah hancur akibat perang dan mengalami keterbatasan pasokan medis.

Pekerja bantuan dan medis independen mengungkapkan bahwa sejumlah dokter dan tenaga kesehatan meninggal dalam beberapa pekan terakhir.

Saksi dan petugas taman pemakaman umum menyebutkan bahwa proses pemakaman melonjak tiga kali lipat sejak Juli di sebuah TPU di selatan ibu kota, tempat petugas medis dan LSM sebagai pusat penyebaran kasus COVID-19.

Sumber Berita: rri.co.id

Artikulli paraprakRuang Isolasi dan ICU Untuk Pasien Covid-19 di RSUD Cibinong Membludak
Artikulli tjetërJokowi:Pilkada Serentak 2020 Harus Tetap Dilaksanakan di Tengah Pandemi Covid-19