Publikbicara.com – Fenomena sound horeg terus memicu perdebatan. Di satu sisi, deretan pengeras suara raksasa setinggi lima meter ini menjadi hiburan populer di karnaval Jawa Timur sekaligus menggerakkan ekonomi. Namun, di sisi lain, dampak kesehatannya tak bisa diabaikan.
Dokter Spesialis THT RSUD dr. Haryoto Lumajang, Aliyah Hidayati, mengungkapkan jumlah pasien gangguan telinga meningkat, sebagian terindikasi akibat paparan suara keras sound horeg.
Dari Januari–Juli 2025, tercatat 2.480 pasien THT, dengan keluhan umum berupa denging terus-menerus pada gendang telinga.
Tak hanya penonton karnaval, warga sekitar hajatan yang menggunakan sound horeg pun berisiko.
“Pasien yang punya riwayat gangguan telinga bisa makin parah jika terpapar suara keras dari hajatan tetangga,” jelas Aliyah.
Fenomena ini menempatkan sound horeg di persimpangan: antara sumber hiburan meriah dan pemicu masalah kesehatan serius.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













