Beranda News Cerita dari Pangkalan Ojek: Ketika Kapolsek Dramaga Turun Langsung Mendengar Suara Rakyat

Cerita dari Pangkalan Ojek: Ketika Kapolsek Dramaga Turun Langsung Mendengar Suara Rakyat

Publikbicara.com- Pagi itu, langit Dramaga agak sendu, tapi suasana di pangkalan ojek kampus IPB justru hangat dan penuh semangat.

Biasanya tempat ini ramai dengan suara mesin motor, candaan tukang ojek, dan mahasiswa lalu-lalang.

Tapi kali ini, ada yang berbeda. Di antara deretan motor, hadir sosok berseragam yang jarang terlihat sedekat ini: Kapolsek Dramaga, Iptu Desi Triana.

Ia tidak datang dengan sirine atau pengawalan. Ia datang dengan niat yakni, mendengar langsung suara rakyat kecil lewat program Jumat Curhat.

READ  Satpol PP Leuwisadeng Bersihkan Sampah Liar di Jalur Kosol

Di bawah naungan pohon ketapang yang rindang, Iptu Desi duduk bersila bersama para abang ojek.

Bukan sebagai pejabat, tapi sebagai sesama warga Dramaga yang peduli, sampai suara-suara mulai mengalir.

Tentang pencurian motor yang kian sering, tentang preman yang meresahkan, tentang anak-anak muda yang balapan di malam hari.

Curhat yang biasanya hanya tersimpan dalam obrolan warung kopi, kini keluar dengan lega.

READ  Angin Segar Puskesmas Curug Bitung Kecamatan Nanggung Bogor

“Bu, kami cuma pengen kerja tenang. Jangan sampai lagi-lagi motor kami yang hilang,” ucap seorang tukang ojek sambil menatap penuh harap.

Kapolsek mendengarkan dengan saksama, tidak menyela, tidak menggampangkan. Ia tahu, apa yang terdengar sederhana, sering kali justru menjadi sumber keresahan paling nyata di masyarakat.

Dalam pertemuan itu, hadir pula perwakilan Forkompimcam dan tokoh masyarakat.

Mereka duduk bersama, bukan di ruang ber-AC, tapi di pangkalan ojek, tempat nadi kehidupan masyarakat berdenyut setiap hari.

Program ini bukan basa-basi—ini langkah nyata Polsek Dramaga untuk “jemput bola”, mendekatkan pelayanan dan keamanan ke masyarakat.

“Kami tidak bisa kerja sendiri, kami butuh bapak-bapak semua untuk bantu lapor jika ada yang mencurigakan,” ujar Iptu Desi.

READ  "Bring Her Back" 2025: Ketegangan Horor Supranatural tentang Obsesi dan Rahasia Kematian

“Patroli akan terus kami tingkatkan, dan kami akan rutin menyambangi titik-titik rawan.”sambungnya

Lebih lanjut, masalah demi masalah dicatat, tidak ada yang diabaikan. Mulai dari gangguan ketertiban, pencurian, hingga kekhawatiran soal perekrutan tenaga kerja ilegal yang bisa menjurus pada tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Semua dibahas terbuka, tanpa jarak.

Pada kesempatan lain, Plt. Kasi Humas Polres Bogor, IPDA Yulista Mega Stefani, menambahkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mencegah kejahatan.

“Jika menemukan hal mencurigakan atau potensi kriminalitas, segera lapor ke Call Center Polri di (021) 110 atau WA Polres Bogor di 0812 1280 5587. Kami siap 24 jam,” ujarnya.

 

Hari itu, Jumat, bukan sekadar hari penghujung pekan. Di Dramaga, Jumat menjadi hari mendengar, hari memahami, hari merajut kembali kepercayaan antara rakyat dan penegak hukum.

Mungkin bagi sebagian orang, Jumat Curhat hanyalah program. Tapi bagi tukang ojek kampus IPB, pagi itu adalah hari ketika suara mereka benar-benar didengar.

Dan bagi Kapolsek Dramaga, itu adalah bagian dari tugas bukan hanya menjaga hukum, tapi juga menjaga hati masyarakatnya.

“Keamanan bukan hanya tugas polisi. Tapi tanggung jawab kita semua.” Iptu Desi Triana.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakSatpol PP Leuwisadeng Bersihkan Sampah Liar di Jalur Kosol
Artikulli tjetërBJB, BP Tapera dan Pemkab Bogor Tawarkan Puluhan Ribu Unit Rumah Bersubsidi bagi ASN dan Pekerja