Publikbicara.com – 1 Juni 2025 siang kemarin, matahari menggantung tinggi di atas Desa Wirajaya, Kecamatan Jasinga.
Tepatnya ei Jalan Raya Cigelung-Jasinga yang biasanya ramai dengan suara kenalpot dan tawa anak-anak pulang sekolah mendadak hening oleh satu benturan keras yakni, suara yang tidak biasa.
Ternyata, sebuah mobil pick up putih dengan bak terbuka, tempat biasa tahu bulat digoreng dan dijajakan hangat-hangat, teronggok miring di pinggir jalan.
Moncongnya menghantam pembatas jalan. Nomor polisi F 8197 WM tergantung miring, nyaris lepas. Di kaca depannya, retakan menjalar seperti sarang laba-laba.
Menurut saksi mata, Kardi, warga yang sedang duduk di warung kopi seberang jalan masih mengingat jelas suara rem yang melengking diikuti dentuman yang membuat jantungnya terlonjak.
“Saya lihat mobilnya oleng saat melintasi tikungan. Kayaknya sopir ngantuk. Ndak bisa kontrol, langsung nyungsep ke pembatas jalan,” ujarnya sambil menunjuk bekas goresan ban di aspal.
Mobil itu bukan kendaraan asing bagi warga. Setiap sore, suara khas “tahu bulat digoreng dadakan, lima ratusan, anget-anget.” biasa melantun dari speaker kecil yang menempel di bak belakang.
Tapi siang itu, suara itu tak terdengar. Hanya deru mesin mobil yang perlahan padam dan suara langkah warga yang mulai berdatangan.
Menurut Kardi, ada dua penumpang di dalam mobil tersebut, dan wajah mereka tampak pucat, dahi lecet, lengan tergores kaca.
“Ya, luka ringan, tapi jelas terlihat bahwa mereka masih terguncang. Seorang di antaranya mencoba duduk, sementara yang lain hanya memejamkan mata, menahan sakit.” beber Kardi bercerita.
Kardi bersama warga lain segera menghubungi Puskesmas. Tak lama kemudian, keduanya dibawa pergi menggunakan kendaraan warga.
“Untung bukan jam ramai. Kalau ada motor atau pejalan kaki lewat tadi, bisa lebih parah,” kata Kardi.
Petang menjelang, bayangan mobil tahu bulat itu perlahan menghilang dari tempat kejadian, dan ternyata evakuasi dilakukan oleh pihak keluarga.
[irp posts=”45605″ .
Hanya bekas oli di aspal dan serpihan kaca yang tersisa, menjadi saksi bisu dari peristiwa yang nyaris merenggut nyawa.
Tak ada korban jiwa. Tapi mungkin, sejak hari itu, suara tahu bulat di tikungan Jalan Raya Cigelung-Jasinga akan terasa berbeda, lebih lambat, lebih hati-hati, dan mungkin… lebih sunyi.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













