Beranda News Dasi Merah di Tengah Ledakan: Ketika Simbol Kekuasaan Menyatu dengan Genderang Perang

Dasi Merah di Tengah Ledakan: Ketika Simbol Kekuasaan Menyatu dengan Genderang Perang

PublikBicara.com — Dunia kembali diguncang. Sabtu malam, 21 Juni 2025, Amerika Serikat resmi masuk ke medan perang Iran-Israel dengan membombardir tiga situs nuklir milik Teheran.

Dalam siaran langsung yang menggema hingga ke ruang-ruang sidang PBB dan lorong-lorong gelap bunker bawah tanah, Presiden AS Donald Trump tampil mengenakan dasi merah mencolok saat mengumumkan serangan itu.

Satu kalimat dilontarkannya dengan nada penuh percaya diri “Militer kita telah sukses besar menghancurkan target yang mengancam perdamaian dunia.”

Tapi tak hanya kata-kata yang berbicara malam itu. Warna dasi yang dikenakannya turut menyampaikan pesan: ini bukan langkah biasa ini demonstrasi kekuasaan.

READ  Konflik Timur Tengah Picu Krisis Global: Sri Mulyani Waspadai Dampaknya ke Ekonomi Indonesia

Di Tel Aviv, tak lama berselang, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun muncul dalam konferensi pers dengan dasi berwarna serupa. Dua pemimpin, satu warna, satu pesan: darah dan dominasi.

Dalam dunia politik, simbol seringkali lebih tajam dari senjata. Dan malam itu, dasi merah yang menjuntai dari kerah para pemimpin bukan sekadar aksesori busana, melainkan panji tidak resmi sebuah aliansi perang.

Psikologi warna mencatat merah sebagai warna yang memancarkan kekuatan, agresi, dan keberanian.

Ia membakar hasrat untuk menang, untuk mendominasi, untuk menguasai. Dalam dunia politik, merah adalah suara yang tidak ingin didengar tapi sulit untuk diabaikan.

READ  Bayang-Bayang Suksesi: Khamenei Siapkan Tiga Kandidat Pengganti di Tengah Ancaman Serangan AS-Israel

“Merah adalah simbol kekuatan,” ujar Mark Woodman, seorang analis tren warna, sebagaimana dikutip BBC.

“Ia berbicara tentang gairah dan dominasi. Dan ketika dipakai dalam momen krisis, ia adalah deklarasi: kami siap bertindak tanpa gentar.”

Trump dan Netanyahu tampaknya memahami sepenuhnya kekuatan non-verbal ini. Dalam diplomasi yang rapuh, warna dasi mereka adalah peluru retoris.

Di Balik Serangan, Getar Kematian dan Kecemasan Global

Serangan ke situs nuklir Iran bukan hanya membawa Amerika Serikat masuk ke dalam konflik Timur Tengah yang semakin membara, tapi juga menyalakan ketakutan global.

Selat Hormuz di ambang penutupan, harga minyak melonjak, dan dunia kembali dihantui hantu perang skala penuh.

READ  Khamenei Bersembunyi di Bunker, Ancaman Pembunuhan dari Israel dan AS Semakin Terbuka

Namun, yang paling getir dari semua ini adalah bagaimana teater kekuasaan diperagakan dengan begitu estetis  dari podium berlampu sorot, dari layar kaca yang menyiarkan siaran pers yang spektakuler.

Sementara di baliknya, ledakan menghancurkan fasilitas nuklir, dan mungkin, nyawa yang tak disebutkan dalam angka resmi mulai berguguran.

Apakah dasi merah itu juga menandai darah mereka?

Di dunia yang semakin dikendalikan oleh citra, dasi merah bisa berarti keberanian atau kebutaan akan konsekuensi.

Bisa berarti tekad  atau ambisi yang mengorbankan harapan rakyat sipil yang tak tahu harus berpihak ke mana.

READ  Khamenei Bersembunyi di Bunker, Ancaman Pembunuhan dari Israel dan AS Semakin Terbuka

Ada yang tak terlihat dari tayangan berita malam itu  seorang anak di pinggiran Isfahan yang terbangun oleh dentuman, seorang ibu yang kehilangan sinyal dari putranya yang bertugas di fasilitas nuklir, atau seorang diplomat di Wina yang menggigit bibirnya, tahu bahwa negosiasi yang selama ini dibangun kini runtuh dalam satu siaran pers.

Getir rasanya menyadari bahwa kain selebar empat inci di leher dua pemimpin dunia bisa berbicara lebih nyaring dari seluruh perundingan perdamaian yang pernah ada.

Dan malam itu, dunia kembali diingatkan: perang tak selalu diumumkan dengan peluru pertama  kadang, ia dimulai dengan dasi merah.***

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakKonflik Timur Tengah Picu Krisis Global: Sri Mulyani Waspadai Dampaknya ke Ekonomi Indonesia
Artikulli tjetërBupati Bogor Gulirkan Beasiswa Khusus: 101 Siswa SMP Swasta dan 202 Guru PAUD Terima Bantuan Pendidikan