Publikbicara.com — Presiden Rusia Vladimir Putin angkat bicara soal meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terutama terkait ancaman pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, oleh Israel.
Dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) pada Jumat (20/6), Putin menyebut bahwa dirinya berharap ancaman tersebut hanya sekadar retorika politik belaka, bukan rencana nyata.
“Saya berharap itu tidak lebih dari sekadar retorika,” ujar Putin. “Rusia akan selalu berdiri pada posisi untuk mendukung keselamatan dan keamanan negara mana pun, selama tidak melukai kedaulatan negara lain.”
Pernyataan ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas potensi konflik besar yang dapat menyulut instabilitas nuklir di kawasan.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sebelumnya menyebut ancaman dari Menteri Pertahanan Israel terhadap Khamenei sebagai sesuatu yang “sama sekali tidak dapat diterima” dan memperingatkan bahwa aksi semacam itu bisa memicu “kehancuran nuklir di kawasan”.
Sikap keras juga disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia. Dalam sebuah pernyataan resmi, kementerian mengutuk keras serangan terhadap fasilitas nuklir Iran yang diduga dilakukan oleh Amerika Serikat.
Serangan itu dinilai sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Sudah jelas bahwa eskalasi berbahaya telah dimulai, dan ini mengancam keamanan regional serta global,” tulis pernyataan itu.
“Keputusan untuk menjadikan wilayah negara berdaulat sebagai target serangan rudal dan bom adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Tidak peduli apa pun alasannya, tindakan ini mencolok melanggar hukum internasional, Piagam PBB, dan resolusi Dewan Keamanan.”
Pernyataan Rusia ini memperkuat posisi negara tersebut sebagai salah satu kekuatan global yang terus mendorong pendekatan diplomatik dalam menyikapi konflik antara Israel dan Iran, di saat berbagai pihak justru mulai meningkatkan retorika militer dan langkah provokatif.
Sementara itu, komunitas internasional kini tengah mencermati apakah retorika dan serangan terbatas ini akan berkembang menjadi konflik terbuka berskala besar.
Beberapa analis memperingatkan bahwa kawasan Timur Tengah kini berada di ujung tanduk, dengan potensi ledakan besar yang dampaknya bisa mengguncang tatanan keamanan dunia.
Putin, dalam pernyataannya, menekankan bahwa solusi damai dan penghormatan terhadap kedaulatan negara harus menjadi prinsip utama dalam menyikapi krisis yang sedang berkembang.
Namun, dengan semakin memanasnya situasi, dunia hanya bisa menunggu dan berharap bahwa jalur diplomasi masih bisa menyelamatkan kawasan dari bencana yang lebih besar.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













