Publikbicara.com– Situasi keamanan di Iran memasuki fase paling genting. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dikabarkan telah mengungsi ke sebuah bunker rahasia sebagai langkah perlindungan atas ancaman pembunuhan yang dilancarkan secara terbuka oleh Israel dan Amerika Serikat.
Langkah dramatis ini dilaporkan oleh The New York Times dan dikutip Jerusalem Post pada Senin (23/6/2025), menyusul meningkatnya kekhawatiran akan infiltrasi intelijen Israel ke dalam struktur keamanan Iran.
Menurut tiga pejabat Iran yang mengetahui rencana perang darurat tersebut, keberadaan Khamenei kini dijaga ketat dan seluruh komunikasi elektronik dinonaktifkan untuk menghindari penyadapan.
Alih-alih menggunakan teknologi modern, Khamenei disebut lebih memilih berkomunikasi melalui ajudan terpercaya kepada para komandan militer.

Keputusan ini memperlihatkan tingkat kecemasan yang luar biasa di jajaran tertinggi Iran terhadap kemampuan spionase Israel, yang sebelumnya dikaitkan dengan serangkaian pembunuhan ilmuwan nuklir Iran melalui pelacakan ponsel.
Khamenei menjadi figur yang paling diburu oleh Israel setelah serangan rudal Iran menghantam Rumah Sakit Soroka di Be’er Sheva pada Kamis (19/6).
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka menyatakan bahwa Khamenei tidak pantas dibiarkan hidup.
“Orang semacam itu tidak boleh lagi dibiarkan untuk hidup,” ujar Katz kepada wartawan di kota Holon, sembari menuduh Khamenei secara langsung memerintahkan serangan ke rumah sakit tersebut.
Pernyataan keras Katz muncul setelah laporan menyebut bahwa Amerika Serikat memveto rencana Israel untuk melakukan operasi pembunuhan terhadap Khamenei.
Namun veto itu tidak serta-merta menenangkan situasi. Bahkan Presiden AS Donald Trump yang kembali naik panggung politik menjelang pemilu menyuarakan nada ancaman serupa melalui platform Truth Social.
Dalam unggahan kontroversial pada Selasa (17/6), Trump menyebut pihaknya mengetahui lokasi persembunyian Khamenei.

Ia mendesak pemimpin Iran tersebut menyerah tanpa syarat, seraya memperingatkan bahwa kesabaran Washington hampir habis.
“Dia adalah target yang mudah… Tapi kami belum akan menghabisinya—setidaknya belum sekarang,” tulis Trump.
“Namun kami tak akan membiarkan satu rudal pun mengarah ke warga sipil atau tentara Amerika. Kesabaran kami menipis.”
Peringatan dini mulai disuarakan oleh media-media pro-pemerintah Iran kepada warga untuk tidak mengaktifkan pelacakan ponsel atau berbagi lokasi digital.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa infiltrasi teknologi menjadi metode utama operasi pembunuhan yang dituding dilakukan oleh Mossad dinas rahasia Israel di dalam wilayah Iran.
Serangkaian serangan misterius terhadap tokoh-tokoh kunci dalam program nuklir Iran selama beberapa tahun terakhir memperlihatkan bahwa Israel memiliki jaringan dalam negeri yang cukup kuat.
Kini, dengan meningkatnya ketegangan di level geopolitik, Ayatollah Khamenei bukan hanya pemimpin spiritual dan politik tertinggi, tetapi juga target paling nyata dalam radar militer lawan.
Dengan Iran yang tengah bersiap untuk perang total dan Khamenei berlindung di lokasi rahasia, dunia kini menanti apakah ini akan menjadi awal dari babak baru konfrontasi besar yang melibatkan negara-negara nuklir.
Ancaman yang sebelumnya terselubung kini terdengar terang-terangan, menjadikan krisis Israel-Iran bukan hanya konflik regional, tapi potensi titik nyala bagi perang global.
Jika pemimpin tertinggi Iran sendiri tidak lagi aman di negaranya, dunia harus bertanya: seberapa dekat kita dari ambang kehancuran total?***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













